Ibu Kota Baru Bakal Bebas dari Mati Listrik

PLN memastikan akan membangun jaringan kelistrikan di ibu kota baru dengan lebih baik

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Feb 2020, 13:00 WIB
Banner Infografis Mati Listrik di Jakarta dan Separuh Pulau Jawa. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) membangun sistem kelistrikan ibu kota negara baru Penajam Peser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur lebih baik. Bahkan PLN mengklaim di sana akan menjadi wilayah yang terbebas pemadaman listrik.

Direktur Bisnis Regional PLN Kalimantan dan Sulawesi Syamsul Huda mengatakan, ada beberapa ketentuan yang berbeda dalam melistriki ibu kota negara baru dengan kota lainnya. Seperti penyedian sumber listrik, minimal 39 persen dari kebutuhan ibu kota negara baru harus berasal dari pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

‎"Ibu kota baru di sana belum ada apa-apa, tapi kami diajak kordinasi dengan Bappenas untuk menyiapkan kondisi kelistrikannya," kata Huda, di Jakarta, Sabtu (1/2/2020).

Menurut Huda, ‎sistem kelistrikan ibu kota negara baru juga harus lebih baik ketimbang kota lain. Sehingga, ibu kota negara baru bebas dari pemadaman listrik. Hal ini seperti yang diterapkan pada sistem kelistrikan di kawasan Istana Negara yang ada di Jakarta.

"Tidak boleh kabelnya semrawut seperti Jakarta, underground kabel. Kita sudah siapkan dalam RUPTL‎ (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Memperkuat Jaringan Kelistrikan

Ilustrasi sutet listrik.

Agar ibu kota negara baru bebas dari pemadaman listrik, PLN sudah memulai memperkuat sejumlah jaringan ‎sistem kelistrikan di Kalimantan. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menyambung semua jaringan sistem kelistrikan yang ada di Kalimantan.

"Kalimantan akan terinterkoneksi namun sekarang baru dua, sistem Timur, Selatan dan Tengah. Untuk Kalimantan Barat masih sendiri, kami nanti hubungkan Kalimantan Selatan ke Kalimantan Barat, untuk Kalimantan utara masih isolated tapi nanti sistem Kalimantan jadi satu, sehingga lebih mudah dan handal bangun pembangkit juga tidak terpaku bangun dimana‎," paparnya.

Dengan sistem kelistrikan yang sudah terhubung, pasokan listrik berasal lebih dari satu sumber, sehingga jika terjadi satu gangguan akan dipasok dari sumber lain.

‎"Pemadaman penyebabnya ada dua, gangguan dan pengengerjaan, gimana cara salah satu terjadi bisa dimitigasi supaya tidak padam," tuturnya.

 


Kebutuhan Listrik di Ibu Kota Baru

Desain Ibu Kota baru. Liputan6.com/Athika Rahma

Sedangkan kebutuhan listrik ibu kota baru diperkirakan mencapai 800 Mega Watt (MW). Hal ini berdasaran perhitungan kebutuhan listrik per orang di wilayah ibu kota negara baru mencapai 2.000 Kilo Watt hour (kWh) per orang per tahun.

"Perkiraan awalnya kebutuhannya sekitar 4000 kWh per orang per tahun, tapi setelah dianalisa tidak segitu di Jakarta saja yang ada kegiatan industri dan bisnisi hanya 3.500 per kWh per orang per tahun. Sementara ibu kota negara baru tidak industri bisnis, hanya kota admisitratif perkiraan kita hanya 2000 kWh per orang per tahun," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya