Liputan6.com, Tuban - Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kabupaten Tuban, Jawa Timur berkualitas buruk. Agen pun mengeluhkan beras berbau apek dan sudah berkutu.
Salah satu agen BPNT di Tuban yang enggan disebut namanya mengatakan beras tak layak dikonsumsi sudah berbulan-bulan lamanya dibagikan ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
"Ini sudah mulai September 2019 lalu, katanya dulu hanya sampai 7 bulan saja, namun ternyata sampai hari ini. Kualitasnya seperti ini," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (31/1/2020).
Setelah mengetahui beras BPNT itu tak layak, KPM pun banyak yang tidak mau mengonsumsi beras tersebut terkecuali terpaksa. Sebagian besar lebih memilih menjual kembali bantuan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) ini.
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, kualitas beras BPNT Kabupaten Tuban tidak sama dengan beras yang biasa beli di pasaran untuk dikonsumsi. Karenanya, harganya pun rendah.
"Biasanya beras dijual satu sak Rp70 ribuan di pasar mas," ucapnya.
Dia menjelaskan, KPM menerima 10 kilogram beras yang dikemas satu sak, dan delapan butir telur per bulan.
"Untuk tahun ini, dan awal bulan mendapatkan tambahan empat kilogram beras, pengganti nominal lauk tahu dan tempe. Rencananya diberikan di bulan Februari sampai seterusnya," dia menjelaskan.
Camat Tuban, MR Dani Rahmadani mengakui beras yang diterima sejumlah agen BPNT memang berkualitas tidak baik. Di Kelurahan Sukolilo, bantuan beras tersebut dikembalikan ke pihak yang mengirim bantuan ini ke agen.
"Iya Mas, Kelurahan Sukolilo ini berasnya dikembalikan ke supplier. Insya Allah besok diganti," ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi Pemkab Tuban. Dikonfirmasi, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tuban, Joko Sarwono hingga saat ini belum merespons pesan singkat maupun telepon perihal buruknya kualitas beras BPNT ini.