DPRD Surabaya Keluhkan Kinerja Pemkot Atasi Banjir

DPRD Surabaya menilai, apa yang dilakukan pemkot terkesan seperti memindahkan titik banjir.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Feb 2020, 12:22 WIB
Banjir terjadi di sejumlah wilayah di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat, 31 Januari 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Anggota DPRD Surabaya M. Machmud menyoroti kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Dia menyebut ada yang salah dengan program penanganan banjir di Kota Pahlawan.

"Anggarannya selama ini tiap tahun ditingkatkan. Tapi banjirnya juga terus meningkat. Ada yang salah ini," tutur dia, Jumat, 31 Januari 2020.

Dia mengaku geram karena menerima banyak keluhan dari warga. "Ponsel saya dari tadi bunyi terus. Warga kirim foto dan video melaporkan banjir parah di dearahnya. Kasihan saya," ujar dia.

Dia menilai pemkot Surabaya tidak seperti yang digambarkan beberapa akun-akun di media sosial selama ini. "Kalau di medsos sering digambarkan responsif. Faktanya tadi seperti itu. Sebenarnya kalau responsif ketika hujan sudah langsung melakukan antisipasinya," ujar politisi asal daerah pemilihan Surabaya V itu.

Menurut Machmud, apa yang dilakukan pemkot terkesan seperti memindahkan titik banjir. "Sekarang anggarannya diajukan untuk titik ini. Eh nanti banjirnya parah di titik yang lain," ucapnya.

Ia menuturkan, hal tersebut menujukkan perencanaan yang tidak benar. "Enggak pinter itu orang-orang di bagian perencanaan kota," imbuh mantan jurnalis yang sempat menjadi pimpinan redaksi salah satu koran di Surabaya itu.

Machmud berharap kinerja pemkot benar-benar didasarkan pada perencanaan yang matang. Bukan sekadar pada pencitraan ke publik. "Sebab kalau sudah banjir seperti ini kelihatan yang sesungguhnya. Kinerjanya bener atau pencitraan saja. Kasihan warga," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Hujan Lebat Akibatkan Banjir di Surabaya

Banjir terjadi di sejumlah wilayah di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat, 31 Januari 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, hujan yang mengguyur Surabaya, Jawa Timur pada Jumat sore hingga malam hari, 31 Januari 2020 menimbulkan banjir di sejumlah wilayah.

Dihimpun dari berbagi sumber, genangan air setinggi kurang lebih 40 centimeter terlihat di sepanjang Frontage A Yani sisi utara setelah bundaran Waru hingga flyover Wonokromo. Banjir juga menggenangi bagian Rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo, Surabaya.

Banjir juga terjadi di wilayah Ketintang atau sisi selatan Royal Plaza. Kemacetan yang dari Frontage menuju ke Ketintang tak terelakkan lagi.

Banjir juga melanda perkampungan di Kawasan Wonocolo di Surabaya, mencapai ketinggian 60 sentimeter. Bahkan, ada beberapa rumah warga yang permukaan lantai rumahnya tak terlalu tinggi dari jalan kampung turut terendam.

"Di Bukit Mas, tepatnya di jalan depan rumah saya juga banjir," kata warga Bukit Mas, Pertiwi Ayu Khrisna, Jumat pekan ini, seperti mengutip Antara.

Informasi yang dihimpun Antara, wilayah yang terendam banjir di Kota Pahlawan di antaranya Bukit Mas, Ketintang, Dukuh Kupang, Jalan Ahmad Yani atau depan Graha Pena, Kertajaya, kawasan Kodam V Brawijaya dan lainnya.

Menurut Ayu, akibat hujan deras di Bukit Mas tersebut jalanan tidak bisa dilewati sehingga banyak kendaraan bermotor, khususnya roda dua mogok.

"Tadi saya lihat mereka (pengendara motor) ke pinggir cari tempat yang tinggi atau ruko setelah motonya mogok," ujar Ayu yang juga Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini.

 


Saluran Air Tak Terkoneksi dengan Baik

Ayu menilai saluran air tidak terkoneksi dengan baik sehingga mengakibatkan banjir. Untuk itu, dia meminta Pemkot Surabaya membenahi semua titik yang menjadi penyebab banjir. Hal sama juga dikatakan Ifa, warga Rungkut yang sempat terjebak banjir di kawasan Kodam V Brawijaya.

"Tadi mobil saya sempat mau mogok, tapi saya langsung ke pinggir, ke dataran tinggi. Saya melihat banyak motor yang mogok," kata dia.

Ifa mengatakan hujan kali ini cukup deras sehingga membuat daerah Kodam sempat tergenang air hujan. "Biasanya ini jarang terjadi. Saya kebetulan sering datang ke daerah Kodam," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya