Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin kerap menggaungkan pertumbuhan ekonomi dari bawah. Salah satu jalan yang ditempuh lewat UKM dan koperasi.
Hanya saja, di 100 hari kerja Jokowi-Maruf masih ada penyalahgunaan lembaga koperasi menjadi entitas lain. Misalnya dijadikan tempat cuci uang, berkedok investasi ilegal dan menggunakan praktik rentenir.
Advertisement
Melihat itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bakal membereskan koperasi-koperasi nakal.
"Ini akan kita bereskan," kata Teten di Museum Bank Indonesia, Jakarta Barat, Sabtu (1/2/2020).
Saat ini, kata Teten, ada 138 ribu koperasi yang tecatat di Kementerian Koperasi dan UKM. Dia mengakui dari jumlah tersebut ada koperasi yang tidur dan mati suri.
Hanya saja, dia belum bisa memastikan berapa banyak koperasi yang tergolong tidak produktif.
"Ini akan kita list, saya juga belum tahu rinciannya," kata Teten.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten Ingin Bangun Ekonomi Labuan Bajo Lewat Koperasi
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong keterlibatan koperasi dalam pengembangan Labuan Bajo di NTT sebagai destinasi wisata super prioritas. Dia berharap pengembangan Labuan Bajo tak hanya dinikmati investor dari luar wilayah tersebut saja.
"Saya mendorong koperasi agar berperan aktif agar pengembangan sebuah destinasi wisata, khususnya di Labuan Bajo, NTT, juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana," pinta Menteri Teten usai menerima pengurus Koperasi Pariwisata Republik Indonesia (Koparri) di kantornya, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Dia lantas meminta Koparri mengidentifikasi lima produk unggulan di Labuan Bajo untuk dijadikan komoditas unggulan guna mendukung sektor pariwisata.
"Program kami fokus dalam pengembangan destinasi wisata, khususnya di sektor homestay, wisata alam, kuliner, supply kebutuhan hotel dan restoran, hingga souvenir", ujar dia.
Menurutnya, pengembangan sektor pariwisata merupakan program jangka panjang. Oleh karenanya, ia menganggap pembinaan masyarakat lokal melalui program vokasional dapat jadi jawaban agar mereka ke depan bisa dilepas untuk mengurus wilayahnya sendiri.
"Kita akan arahkan program pelatihan di destinasi wisata unggulan. Misalnya untuk meningkatkan kualitas souvenir, apakah perlu kita datangkan desainer untuk melatih para perajin disana? Intinya, harus kita bangun kualitas pusat oleh-oleh hingga kualitas tour guide-nya kita tingkatkan," urainya.
Advertisement