Berstatus Darurat Kesehatan Global, Virus Corona Lebih Parah dari Wabah SARS 2003?

Kasus Virus Corona Wuhan dikabarkan melampaui epidemi SARS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Feb 2020, 19:40 WIB
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke eskalator di Stasiun Kereta Api Yingtan di Nanchang di Provinsi Jiangxi Tengah, China (22/1/2020). China telah melarang kereta api dan pesawat terbang meninggalkan kota yang menjadi wabah virus corona pada 23 Januari 2020. (AFP Photo/STR)

Liputan6.com, Jakarta- Jumlah kasus Virus Corona yang meluas di seluruh dunia dikabarkan telah melampaui epidemi SARS, yang menyebar ke lebih dari 24 negara pada tahun 2003 silam, seperti dikutip dari 1 news, Sabtu (1/2/2020).

Selama 8 bulan terjadinya wabah SARS, terdapat sekitar 8.100 kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Pada 31 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat kesehatan global atas wabah Virus Corona. Sebagian besar kasus wabah internasional tersebut terjadi pada orang-orang yang pernah mengunjungi kota Wuhan di China, Provinsi Hubei, di mana Virus Corona berasal.

Setidaknya telah ada 259 kematian yang dilaporkan dan 11.791 orang yang terinfeksi di China oleh Virus Corona, menurut angka baru yang diberikan pejabat kesehatan China, seperti dikutip dari Aljazeera.

 


Virus Corona dan SARS

Pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin (27/1/2020). Masker tersebut diproduksi untuk mendukung pasokan bahan medis saat wabah virus corona melanda China. (STR/AFP)

SARS adalah sejenis Virus Corona yang pertama kali muncul di Provinsi Guangdong di China pada November 2002 silam. Ketika wabah tersebut berakhir pada Juli 2003, SARS telah menyebar ke lebih dari 24 negara. Sedangkan Virus Corona baru muncul pada bulan lalu. 

Pada 29 Januari, jumlah kasus Virus Corona baru yang dikonfirmasi di China dikabarkan telah melampaui epidemi SARS.

SARS juga diperkirakan menelan biaya ekonomi global lebih dari US $ 30 miliar atau sekitar 413 triliun rupiah. Namun para ekonom mengatakan bahwa Virus Corona dapat memiliki dampak yang lebih besar pada perekonomian dunia.

Hal ini memaksa perusahaan global termasuk industri teknologi, salah satunya pembuat mobil dan pengecer, untuk menutup sementara bisnis mereka di China.

Selain itu, Badan Kesehatan Global PBB juga mengkritik China karena menyembunyikan skala asli wabah SARS. Namun, China telah dipuji karena menangani Virus Corona dengan langkah-langkah sulit, termasuk secara efektif mengkarantina jutaan penduduk di kota-kota yang terinfeksi.


Cara China Menangani Virus Corona

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Stasiun Kereta Api Yingtan di Nanchang di Provinsi Jiangxi Tengah, China (22/1/2020). Pemerintah China pada Kamis (23/1/2020) telah menutup Kota Wuhan berpenduduk lebih dari 11 juta orang dan pusat penyebaran virus corona. (AFP Photo/STR)

Terdapat kasus Virus Corona yang telah dikonfirmasi di Tibet, hal tersebut menunjukkan bahwa virus tersebut telah mencapai setiap wilayah di daratan China. Provinsi Hubei, tempat di mana hampir semua kematian akibat Virus Corona terjadi, dilaporkan dalam kondisi terisolasi.

Provinsi berpenduduk 60 juta orang tersebut adalah rumah bagi Wuhan, yang merupakan jantung dari wabah ini. Kota ini secara efektif telah ditutup dan China telah memberlakukan pembatasan transportasi untuk mengekang penyebaran virus. Orang-orang yang telah berada di Hubei juga diminta untuk bekerja dari rumah.

Selain itu, China mengatakan akan mengirim pesawat sewaan untuk membawa kembali warga Hubei yang berada di luar negeri "sesegera mungkin". Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan hal ini dikarenakan "kesulitan praktis" yang dihadapi warga Tiongkok di luar negeri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya