Liputan6.com, Cilacap - Embun bergelayut di kanopi pepohonan menyambut mentari sepenggalah. Sementara, kabut enggan melepas pelukannya dari perbukitan Desa Limbangan, Cilacap, Jawa Tengah meski pagi telah beranjak.
Suhu dingin menyergap. Ini lah dusun Karanganyar, kampung terakhir sebelum mencapai Curug Bandung, sepasang air terjun nan legendaris.
Untuk mencapai Curug Bandung, pengunjung mesti jalan kaki kurang lebih 500 meter dengan medan menurun curam. Di beberapa titik, kemiringannya lebih dari 45 derajat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, lelah bakal terbayar saat pengunjung tiba di Curug Bandung. Kondisinya masih benar-benar asri, nyaris tanpa campur tangan manusia. Ini lah curug yang begitu populer pada 1990-an.
Perubahan minat wisata membuat curug ini lama terlupakan. Tetapi kini, potensi wisata itu coba dihidupkan kembali. Pemerintah Desa Limbangan mulai membangun jalan agar sepeda motor bisa mendekat ke curug agar wisatawan tak terlampau lelah.
“Tahun ini dibangun sekitar 70 meter. Nanti akan bertahap sampai ke lokasi parkir sepeda motor, dekat curug,” ucap Kepala Desa Limbangan, Harsono, Kamis, 30 Januari 2020.
Disebut Curug Bandung, konon, lantaran curug ini adalah pasangan. Satu air terjun lelaki, satunya perempuan. Boleh dibilang, ini adalah curug pasangan tak kembar.
Curug Bandung hanya lah satu dari sejumlah potensi wisata Limbangan. Sekitar satu kilometer di bawah Curug Bandung, ada embung, meski lebih tepat disebut bendungan. Embung ini juga menjadi potensi wisata lain Limbangan.
Simak video pilihan berikut ini:
Pergeseran Konsentrasi Pengembangan Pariwisata ke Sisi Utara
Lainnya adalah sentra durian, di Dusun Nangkabesar seluas lima hektare. Durian di tempat ini telah tiga kali berbuah. Jenis duriannya Montong Cane, varietas unggul yang dikenal dengan kelezatannya.
“Kami akan mengembangkan ini jadi wisata yang terkoneksi antara satu dengan lainnya. Jadi semacam satu paket, begitu,” ujarnya.
Semangat pemerintah desa Limbangan untuk mengembangkan wisata ini rupanya seiya sekata dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang tengah menggeser wisata ke sisi utara usai kehilangan sejumlah objek wisata andalan di sepanjang pesisir Cilacap.
Seperti diketahui, mulai awal quartal kedua 2019 lalu, pengelolaan wisata pesisir diambil alih oleh TNI, menyusul pensertifikatan sepanjang pesisir. Makanya, Pemkab lantas bergegas mencari potensi wisata baru di sisi utara.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Heroe Harjanto mengatakan Pemda sudah tidak memiliki kewenangan di objek wisata pantai, mulai Jetis, Widarapayung, Cemara Sewu, Sodong, Teluk Penyu, hingga Benteng Pendem.
“Sudah sepanjang pantai dari mulai Jetis, sampai Benteng Pendem, Pemda sudah lepas semua,” kata Heroe.
Sebab itu, Pemda Cilacap mulai berkonsentrasi menggarap destinasi wisata di sisi utara Cilacap. Kebanyakan adalah destinasi wisata alam, seperti curug, pemandian air panas dan agrowisata. Pemda juga berencana membuat wahana air di Cilacap bagian barat, Majenang.
“Ya mengelola yang lain nanti Banyupanas, Cipari. Kemudian ada curug-curug yang akan kita jadikan destinasi. Kemudian ada Pulau Momongan di Nusawungu. Kita juga akan membuat wahana air buatan, seperti Surya Yudha, Owabong. Itu yang akan kita kerjakan,” dia menjelaskan.
Heroe mengklaim potensi wisata di sisi utara sangat besar. Bentang alam dan keunikannya bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru. Karenanya, ia pun mendorong agar masyarakat memanfaatkan potensi desanya sebagai kawasan wisata.
Advertisement
Wisata untuk PAD dan PADes
Dia yakin pengelolaan potensi wisata akan membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata akan meningkat. Pun dengan pendapatan asli desa (PADes). Pemkab berkomitmen membangun infrastruktur pendukung agar pengembangan wisata sisi utara segera terwujud.
Pemkab mendorong agar desa-desa di di sisi utara mengembangkan potensi pariwisata pedesaan. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah ekowisata. Sebab, potensi terbesarnya wisatanya adalah panorama atau wisata alam.
Salah satu yang sulit ditemukan di wilayah lain adalah curug atau air terjun. Keunggulan ini, kata dia, adalah aset yang sangat berharga.
“Potensinya adalah panorama alam. Ini harus dimaksimalkan oleh desa,” ujarnya.
Selain panorama alam, pertanian dan peternakan juga menjadi keunggulan pedesaan di Cilacap bagian barat. Perpaduan panorama alam, pertanian dan peternakan merupakan potensi yang bisa dikembangkan sebagai satu paket pariwisata edukatif.
“Pengunjungnya bisa masyarakat umum, siswa, mahasiswa,” ucapnya.
Salah satu yang telah berhasil dikembangkan adalah Objek Wisata Kemit Forest, Karanggedang, Kecamatan Sidareja. Masyarakat dan Perhutani berhasil mengembangkan hutan pinus menjadi wisata alam yang sangat diminati.
Terlebih, Kemit Forest memiliki area publik yang cukup luas. Wahana permainannya pun semakin lengkap dengan masuknya investor swasta. Dia menilai kini Kemit Fores menjadi destinasi wisata yan paling diminati di Cilacap bagian barat.
Menurut dia, langkah pengelola Kemit Forest menyulap hutan pinus menjadi objek wisata juga bisa ditiru oleh wilayah lainnya. Namun, tentu dengan mempertimbangkan potensi desanya.
“Di Deyuhluhur itu kan bisa menjadi satu kawasan wisata alam. Potensinya ada kopi. Itu bisa dikembangkan,” dia mengungkapkan.