China Kritik Negara-Negara yang Tutup Perbatasan Terkait Virus Corona

Sejumlah negara telah memutuskan untuk menutup perbatasan wilayahnya secara total dengan memberhentikan arus kedatangan dari wisatawan China.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Feb 2020, 14:02 WIB
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara di seluruh dunia kini telah mulai menutup wilayah perbatasan mereka terhadap kedatangan dari China, hal ini dilakukan oleh sejumlah negara guna mengantisipasi penyebaran virus corona yang lebih luas lagi. 

Dilansir dari BBC, Minggu (2/1/2020), AS dan Australia mengatakan pihaknya akan menolak masuk ke semua pengunjung asing yang baru-baru ini berada di China, tempat virus itu pertama kali muncul pada bulan Desember.

Sebelumnya, negara-negara termasuk Rusia, Jepang, Pakistan dan Italia mengumumkan pembatasan perjalanan yang serupa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


WHO Rekomendasikan Sebaliknya

Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Tetapi para pejabat kesehatan global telah menyarankan agar tindakan tersebut tidak dilakukan.

"Pembatasan perjalanan dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan dengan menghindari berbagi informasi, rantai pasokan medis dan membahayakan ekonomi," kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

WHO merekomendasikan untuk memperkenalkan penyaringan di penyeberangan perbatasan resmi. Telah diperingatkan bahwa penutupan perbatasan dapat mempercepat penyebaran virus, dengan para pelancong memasuki negara-negara secara tidak resmi.

China kemudian mengkritik adanya aturan pembatasan perjalanan yang dikeluarkan sejumlah negara dengan menyebut bahwa pemerintah asing mengabaikan saran resmi WHO.

"Sama seperti WHO merekomendasikan terhadap larangan perjalanan, AS bergegas ke arah yang berlawanan," kata juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying. "[Ini] tentu saja bukan isyarat niat baik."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya