Liputan6.com, Yogyakarta - Aplikasi Warung Desa akhirnya diluncurkan. Teknologi yang diinisiasi oleh Rumah Sahabat Desa ini memungkinkan warga desa membuka usaha warung hanya dengan modal Rp100 ribu.
Pengguna aplikasi akan disebut sebagai agen Warung Desa. Mereka cukup deposit Rp100 ribu sebagai modal awal. Modal ini bisa diputar lagi melalui transaksi PPOB, meliputi, pulsa, paket data, PLN, BPJS, PDAM, voucher game, serta transaksi perbankan.
“Misal, ada tetangga yang membutuhkan pulsa, bisa langsung dikasih dan agen bisa mengambil untung, semua transaksi dan keuntungan tercatat di dalam aplikasi Warung Desa,” ujar Aaron Muir, CEO Rumah Sahabat Desa, di Yogyakarta, Jumat (31/1/2020).
Baca Juga
Advertisement
Rencananya, aplikasi ini juga akan mengakomodasi hasil UMKM serta hasil pertanian warga desa, sehingga bisa langsung sampai ke tangan konsumen tanpa perantara.
Aaron menuturkan aplikasi ini bekerja menghubungkan pasar online ke offline. Potensi desa juga semakin terkoneksi dengan kota melalui Warung Desa.
Ia sengaja menyasar warga desa melalui aplikasi ini karena pertumbuhan internet di desa ternyata diprediksi empat kali lipat lebih tinggi pada 2019 sampai 2025. Aaron meyakini start up ini bisa berhasil menjangkau warga desa.
Ia menilai selama ini orang enggan menyasar ke desa karena ongkos distribusi tinggi, kesulitan membangun kepercayaan pelanggan, dan tingkat transaksi kecil.
“Kami hadir dengan teknologi sebagai kunci utama untuk warga desa,” ucapnya.
Pada 2020, Rumah Sahabat Desa menargetkan 20 ribu warga desa menjadi agen untuk menjalankan Warung Desa dengan target minimal 12 juta transaksi. Warung Desa tersebar di 23 kabupaten di Jawa, meliputi, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, Grobogan, Gunungkidul, Demak, Jepara, Kudus, Wonogiri, Pati, Rembang, Garut, Sumedang, Bandung, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, Ngawi, Indramayu.
Simak video pilihan berikut ini: