Mensos: Warga Natuna Tak Usah Khawatir dengan WNI dari Wuhan

Dia menegaskan, tak mungkin pemerintah pusat main-main. Apalagi mengorbankan warganya sendiri.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Feb 2020, 16:20 WIB
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China saat tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 245 WNI di Wuhan dievakuasi ke Indonesia terkait merebaknya virus corona di kota tersebut. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan warga Natuna berunjuk unjuk rasa menolak kedatangan ratusan WNI dari Wuhan yang di karantina di Natuna. Mereka dikarantina untuk mengetahui kemungkinan infeksi virus Corona.

Terkait hal ini, Menteri Sosial Juliari Batubara mengatakan, pemerintah pasti sudah menghitung dan tak asal saja memilih Natuna. Dia pun meminta agar masyarakat di sana tak perlu khawatir akan hal ini.

"Warga Natuna tak usah khawatir. Artinya dipilih Natuna kan lokasi Natuna itu jauh. Suka enggak suka itu pertimbangannya. Agak jauh dan di sekitarnya lautan, mungkin secara safety lebih safety di sana," kata Juliari di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Ciwidey, Minggu (2/2/2020).

Dia menegaskan, tak mungkin pemerintah pusat main-main. Apalagi mengorbankan warganya sendiri.

Dia pun meminta semua pihak untuk tetap waspada. Tapi perlu langkah-langkah preventif baik oleh pemerintah pusat, daerah, ataupun pihak lainnya.

"Kita tetap harus waspada, karena sudah mewabah global. Jadi kita enggak boleh menganggap ini sesuatu yang tidak mungkin datang ke negeri kita. Sehingga langkah preventif harus dilakukan. Baik pemerintah pusat, daerah, swasta juga," pungkasnya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan tempat transit sementara WNI di Natuna jauh dari rumah penduduk. Tempat karantina itu disebut merupakan salah satu fasilitas yang ada di wilayah pangkalan militer Indonesia.

"Kepulangan saudara-saudara kita dari Wuhan menuju Indonesia dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan itu sendiri. Protokol kesehatan di antaranya yang kita harus dipenuhi kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna," ujar Hadi.

Hadi menuturkan, fasilitas militer tersebut berjarak lebih dari 5 kilometer dari pemukiman masyarakat. Sehingga, dia menjamin proses karantina WNI dari China tidak akan berdampak bagi masyarakat sekitar.

"Jarak dari hanggar itu sendiri sampai ke tempat duduk kurang lebih di atas antara 5 sampai 6 km. Kemudian menuju ke SP di sana ada dermaga itu juga kurang lebih 5 km sehingga dari hasil penilaian itu memenuhi syarat protokol kesehatan," kata dia.

Pemerintah menyediakan rumah sakit untuk mendukung proses karantina WNI dari China di Natuna. Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas lengkap seperti dapur umum, MCK, dan lain sebagainya. Rumah sakit disebut dapat menampung 300 pasien.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya