Liputan6.com, Jakarta - Direktur Riset Centre of Reform On Economics (Core), Piter Abdullah, mengatakan hubungan antara Inggris dan Eropa pasca Brexit menjadi sebuah ketidakpastian bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Kemungkinan terburuk di dalam negeri akan berdampak terhadap aliran modal asing ke Tanah Air.
"Ketidakpastian ini bisa berdampak negatif terhadap perekonomian global, menurunkan risk appetite yang berujung tertahannya aliran modal ke instrumen berisiko termasuk menahan aliran modal yang masuk ke Indonesia," kata dia kepada merdeka.com, Minggu (2/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Kendati begitu, meskipun ada risiko terhadap aliran modal asing namun kondisi pasar keuangan diyakini tidak berdampak begitu besar. "Seperti disebutkan bu SMI (Sri Mulyani Indrawati) beliau lebih khawatir dengan Corona ketimbang dampak Brexit," imbuh dia.
Di luar dampak negatif, brexit juga dinilai menawarkan peluang besar bagi Indonesia. Salah satunya yakni mendorong tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di Inggris. Mengingat, Inggris sendiri kekurangan tenaga kerja pasca keluar dari Benua Biru.
"Inggris pasca Brexit juga kemungkinan akan kekurangan tenaga kerja. Ini juga harusnya dimanfaatkan untuk menyalurkan tenaga kerja Indonesia," tandas dia.
Dorong Perdagangan
Kemudian peluang lainnya yakni, pemerintah juga bisa mendorong sektor perdagangan. Sebab pasca brexit Inggris akan berupaya keras mengurangi ketergantungannya kepada Eropa dan akan mencari hubungan dagang dengan negara-negara di luar eropa.
Dengan kondisi itu, maka Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang ini. Salah satunya menjadikan Inggris pasar bagi produk-produk Indonesia termasuk diantaranya produk turunan sawit yang didiskriminasi oleh Eropa.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement