Wanita Subang Korban Pengantin Pesanan Dikabarkan Terjebak di China

Ratnaningrum berada di Hubei setelah menjadi korban pengantin pesanan oleh agen perorangan asal Tangerang. Ratna dinikahkan dengan WNA asal China

oleh Abramena diperbarui 03 Feb 2020, 09:00 WIB
Monika, salah satu korban human trafficking atau perdagangan orang dengan modus pengantin pesanan. (Genantan Saputra)

Liputan6.com, Subang - Ratnaningrum (22), seorang warga negara Indonesia (WNI), diduga korban pengantin pesanan, asal Subang, Jawa Barat, yang tinggal di Provinsi Hubei, China, dikabarkan terisolasi dan tidak bisa beraktivitas keluar rumah seiring mewabahnya virus Corona Wuhan.

Ratnaningrum berada di Hubei setelah menjadi korban pengantin pesanan oleh agen perorangan asal Tangerang. Ratna dinikahkan dengan warga negara asing (WNA) asal China.

Eha (40), ibu kandung Ratna, yang tinggal di Desa Rawameneng, Kecamatan Blanakan, Subang, mengatakan sejak virus Corona mewabah, anaknya tak lagi bisa keluar dari rumah.

"Dia setiap saat mengabarkan kondisinya melalui telepon seluler, tidak bisa keluar rumah," kata Eha, Sabtu (1/2/2020) di rumahnya.

Dia berharap anaknya dapat dipulangkan pemerintah bersama WNI lain. Eha khawatir anaknya terjangkit virus mematikan yang telah memakan ratusan jiwa, serta ribuan orang lainnya masuk rumah sakit.

"Harapan saya, anak saya dapat segera dipulangkan ke Tanah Air," harap Eha, sang ibunda korban pengantin pesanan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Iming-Iming Limpahan Harta untuk Keluarga Pengantin Pesanan

Sampai bulan Juli 2019, SBMI telah menerima aduan kasus korban TPPO (Tindak Pidana Perdangangan Orang) bermodus pengantin pesanan ke negara China sebanyak 26 orang (SBMI)

DPP Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jakarta menyatakan dari data dan keterangan keluarga Ratnaningrum, ia merupakan korban perdagangan orang dengan modus pengantin. Ratna dipesan oleh agen bernama Lina asal Tangerang, yang dikenal korban melalui media sosial Facebook dilanjutkan melalui komunikasi WhatsApp.

"Ratna ini merupakan korban perdagangan orang modus pengantin pesanan dari sindikat khusus gadis desa," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia, Boby, saat berkunjung ke rumah keluarga Ratnaningrum.

Agen tersebut, kata Boby, setelah mendapatkan data korban melalui media sosial, langsung menemui orangtua korban dengan iming-iming ada pengusaha kaya mencari gadis asal Indonesia untuk dinikahi.

Orangtua korban juga dijanjikan akan dibuatkan rumah besar dan fasilitas mobil serta uang sebesar Rp5 juta per bulan setelah anaknya resmi nikah dan akan dibawa ke negara asal suami di negara China.

"Korban dan orang tua pengantin pesanan biasanya diiming-iming kesejahteraan," Boby mengungkapkan.

Data pencatatan sipil yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Subang, Ratnaningrum dinikahi WNA Cina bernama Li Shuwan Shuwan.

"Modus pengantin pesanan ini telah sering terjadi, karena korban dan pihak keluarga tergiur kemewahan," kata Boby.

Pemerintah Indonesia melalui Menlu Retno Marsudi menyatakan ada sebanyak 245 WNI di Provinsi Hubei ditambah lima anggota tim aju yang akan dipulangkan ke Indonesia.

"Jadi jumlah yang akan naik dari Wuhan adalah 250 orang," kata Boby.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya