Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini tak salah kalau mulai merencanakan kegiatan yang akan dijalani selama sepekan ini. Kegiatan tersebut mungkin bisa berkaitan dengan pekerjaan, keluarga, teman, dan diri sendiri.
Bicara soal kegiatan yang dijalani selama pekan ini, tidak ada salahnya untuk merencanakan jalan-jalan saat akhir pekan ini. Mungkin jalan-jalan ke mal, taman, dan tempat hiburan lainnya sudah biasa. Bagaimana kalau merencanakan kegiatan jalan-jalan berkaitan dengan alam. Salah satunya berwisata di kebun raya mangrove.
Nah, di Surabaya, Jawa Timur meski dikenal sebagai kota metropolitan dan memiliki tempat wisata kota, tetapi juga menawarkan wisata alam. Salah satu tempat wisata terbaru di wisata kebun raya mangrove medokan sawah Surabaya.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip instagram @dkppsurabaya, Senin (3/2/2020), mangrove medokan sawah Surabaya ini memiliki luas lahan 16 hektar. Di tempat wisata ini, Anda bisa foto-foto karena disediakan spot foto yang unik terbuat dari ranting bambu dan akar mangrove.
Selain itu, ada wisata air di mangrove medokan sawah tersebut. Untuk menikmati wisata air tersebut, Anda juga membayar dengan bibit mangrove. Jadi pengunjung harus membeli dua bibit mangrove di petani mangrove untuk satu orang. Di tempat wisata ini terdapat banyak petani mangrove yang jual bibitnya.
Tempat wisata mangrove buka setiap Senin-Jumat dari pukul 08.00-16.00 dan Sabtu-Minggu dari pukul 09.00-16.00 WIB. Jadi tertarik berkunjung mangrove medokan sawah Surabaya ini pas akhir pekan?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pemkot Surabaya Siap Tanami Bibit Mangrove
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan terus mengalakkan penanaman termasuk penanaman bibit mangrove di lahan seluas 75 hektar di kawasan pantai timur di Kelurahan Keputih, Jawa Timur. Penanaman bibit mangrove untuk mencegah terjadi tsunami.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Erna Purnawati menuturkan, pihaknya akan terus menggalakkan penanaman, termasuk penanaman bibit mangrove yang salah satu fungsinya untuk mencegah terjadinya tsunami.
"75 hektare itu luar biasa luasnya, sehingga kami terus percepat penanamannya di Keputih," ujar dia dilansir Antara, ditulis Kamis, 3 Oktober 2019.
Dia menuturkan, pihaknya saat ini sudah memanfaatkan lahan di mini agrowisata di area kantor DKPP Surabaya untuk melakukan pertanian terpadu dan urban farming. Di samping itu, ia mengaku terus menggalakkan penyuluhan dan pembagian bibit, seperti bibit lombok dan berbagai bibit lainnya.
Apalagi, lanjut dia, sekarang di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) ada program smart kampung, sehingga semakin banyak warga yang meminta bibit ke DKPP yang dibagikan secara gratis.
Erna menuturkan, di Mini Agrowisata itu, terdapat berbagai sayuran, buah-buahan, udang dan berbagai jenis ikan. Pemkot Surabaya telah melakukan panen raya sayur-sayuran, buah-buahan dan udang serta ikan pada Selasa, 1 Oktober 2019. Warga Kota Surabaya pun diperkenankan untuk ikut memanen dan merasakan sensasi memetik sayuran sendiri.
Awalnya, Erna mengaku telah memanen Udang Vaname yang besar-besar karena usianya sudah tiga bulan. Kemudian, dia memanen sayuran, golden melon dan ikan. Ia memastikan, panen semacam itu rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali.
"Tiga bulan sekali itu pasti panen. Sekali panen macam-macam, baik sayur dan buah-buahan," ujar Erna yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pematusan Bimanarga Kota Surabaya ini.
Advertisement
Pertanian Terpadu
Menurut Erna, hasil panen itu tidak boleh dijual oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sehingga bisa dipakai sendiri dan dibagikan kepada warga secara gratis. Makanya, dia sengaja mengajak masyarakat untuk merasakan sendiri sensasi memetik sayuran dan buah-buahan sendiri.
"Karena berbeda dengan ketika beli di pasar atau di mini market," kata dia.
Bagi Erna, pertanian terpadu semacam itu sangat penting bagi DKPP karena untuk memberikan contoh kepada warga Kota Surabaya. Selama ini, jajarannya selalu rutin mengadakan penyuluhan, pelatihan dan membagikan bibit sayur-sayuran dan buah-buahan, sehingga ia juga merasa penting di kantornya menanam hal serupa.
"Kita sering mengadakan penyuluhan dan juga membagikan bibit serta pelatihannya untuk urban farming, nah paling tidak di kantor kita juga bisa prakteknya seperti apa. Kita ngajari orang tapi di kantor kita juga tidak ada contohnya, tidak mungkin seperti itu," ujar dia.