Tak Bisa Diam, Bocah Dihukum Bapaknya Duduk di Bagasi KRL

Terkadang tingkah laku anak membuat orang tua geregetan sendiri. Mereka tak segan melayangkan hukuman. Baik hukuman fisik maupun hukuman verbal.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 04 Feb 2020, 09:01 WIB
Bocah tampak duduk menangis di bagasi kereta

Liputan6.com, Jakarta Anak-anak pasti memiliki hal yang tak terduga di setiap tingkah lakunya. Pada masa perkembangan, terdapat sikap anak yang berbeda-beda. Ada yang pendiam dan ada juga yang hiperaktif sehingga tak mau diam.

Biasanya orang tua akan merasa geregetan dengan tingkah anak itu sendiri. Mereka tak segan menghukum sang anak sampai jera supaya tak pecicilan lagi. Hal tersebut juga dilakukan oleh salah satu bapak yang sedang naik KRL ini.

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:


Sang bocah duduk menangis di bagasi kereta

Bocah tampak duduk menangis di bagasi kereta

Baru-baru ini tersebar sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah duduk di atas bagasi kereta. Dalam videonya ia tampak menangis. Diketahui, alasan bocah tersebut duduk di atas bagasi adalah bentuk hukuman dari sang ayah.

Video tersebut tersebar luas di Twitter setelah akun @brllntjl mengunggahnya. Dalam keterangannya ia menjelaskan bahwa sang anak berlari-larian di gerbong dan menganggu penumpang lain dengan mencubitnya. Alhasil, sang ayah pun kesal sendiri dengan tingkah laku anaknya. Ia pun tak segan-segan menaruh sang anak di atas bagasi kereta.

 


Komentar warganet

Ilustraasi foto Liputan 6

Karena hukuman tersebut, sang anak pun menangis sambil memanggil ayahnya. Ayahnya juga meminta agar bocah tersebut tak nakal dan tak mengulangi perbuatannya lagi.

Penumpang lain yang melihat aksi tersebut pun tak bisa menahan tawa karena tingkah bocah tersebut. Setelah tersebar di Twitter, video tersebut menarik perhatian warganet. Mereka ikut berkomentar atas hukuman yang diberikan sang ayah. Ada yang mengatakan lucu dan ada juga yang menganggap hal tersebut akan menyebabkan trauma pada sang anak. Saat ini video tersebut telah ditonton sebanyak 1 juta kali. 

 

Penulis: 

Ulya Kaltsum

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya