Liputan6.com, Beijing - Merebaknya Virus Corona dari Wuhan membuat kebutuhan masker di China meroket. Industri masker asal Indonesia pun sampai banjir pesanan dari Negeri Panda itu.
Perusahaan di Tiongkok bahkan turut mengebut mendirikan pabrik masker untuk memenuhi kebutuhan domestik. Hanya sekitar tujuh hari saja, pabrik masker berhasil diresmikan di China.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir CGTN, pabrik baru ini berlokasi di sebelah tenggara Beijing, atau tepatnya di Area Pengembangan Ekonomi-Teknologi (Economic and Technological Development Area) di Kota Yizhuang. Fungsi area tersebut mirip dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, yakni untuk memicu pertumbuhan industri.
Pabrik masker itu mampu memproduksi hingga puluhan juta masker setiap bulannya. Pemiliknya adalah perusahaan alat medis Union Kangli asal Provinsi Henan.
Perusahaan mengaku memiliki peralatan untuk produksi masker tetapi tidak punya pabrik. Pada 26 Januari lalu, mereka pun menelepon area Pengembangan Ekonomi-Teknologi Yizhuang untuk mencari lahan seluas 1.000 meter persegi.
Pihak pemerintah lantas membantu mencarikan pabrik yang tak terpakai agar Union Kangli tak perlu membangun pabrik dari awal. Sebuah pabrik yang tak terpakai pun dipilih dan disulap menjadi pabrik masker.
Masalah perizinan juga dikebut dan tidak kurang dari 13 departemen pemerintah langsung bekerja sama mengurus masalah perizinan meski saat itu masih liburan Imlek.
Pada 31 Januari, semua izin berhasil dikantongi Union Kangli. Pabrik masker ini pun sudah mulai beroperasi pada Sabtu, 1 Februari lalu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masker Buatan Indonesia Diborong China
Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan China telah memesan masker buatan Indonesia dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona di negaranya. Bahkan, produksi masker sampai 3 bulan ke depan sudah dipesan untuk China.
"Seluruh produksi masker ini sudah di-lock sama China," kata Airlangga di Wisma Antara, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Airlangga mengingatkan, agar semua produksi masker juga menyiapkan kebutuhan untuk dalam negeri. Jangan sampai semua diserap untuk ekspor dan masyarakat Indonesia tidak kebagian
Sebab, semua negara saat ini hanya bisa melakukan upaya pencegahan. Sebagaimana diketahui, hingga saat ini anti virusnya pun belum ditemukan.
Moratorium turis atau kedatangan dari China pun sudah dilakukan berbagai negara dalam rangka pencegahan penyebaran virus. Sebab penyebarannya bisa lewat medium apa saja.
Saat ini semua negara masih menunggu perkembangan informasi tentang virus. Airlangga berharap anti virus corona segera ditemukan.
"Tinggal nunggu nasib aja sebenarnya," kata Airlangga.
Advertisement