Liputan6.com, Jakarta - Minggu 02 Februari 2020 telah dianggap sebagai tanggal istimewa, karena mampu dibaca dengan arti yang sama baik dibaca dari bagian tengah ke kiri maupun dibaca dari bagian tengah ke kanan.
Ini adalah tanggal yang ditunggu-tunggu dunia selama lebih dari 900 tahun. Minggu 02/02/2020 adalah tanggal palindrom “global” berikutnya sejak palindrom 11/11/1111.
Advertisement
Dilansir The Guardian, Senin (3/2/2020), tidak seperti tanggal palindromik lainnya - 10/02/2001 -, 2 Februari, 2020 dianggap sebagai palindrom global karena bisa ditulis sama baik dalam format DD / MM / YYYY (02/02/2020) maupun format standar AS MM / DD / YYYY (02/02/2020).
Dan untuk negara-negara seperti China, di mana format penulisan tanggal diawali dengan tahun, 2020/02/02 juga bisa disebut tanggal palindromik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hari ke-33 Tahun 2020
Tanggal 2 Februari juga merupakan hari ke-33 tahun ini dengan 333 hari tersisa.
Palindrom adalah angka atau frasa apa pun yang bertuliskan mundur sama dengan maju.
Bagi kebanyakan orang, palindrom global terjadi hanya sekali seumur hidup mereka. Momen itu memicu perayaan tanggal palindrom di media sosial.
Palindrom global berikutnya adalah 12/02/2021, yang akan berlangsung lebih dari satu tahun lagi.
Advertisement
#PalindromeDay Ramai di Twitter
Banyak pengguna media sosial Twitter yang menggunakan hashtag #PalindromeDay sebagai tanda bahwa mereka ikut merayakan tanggal istimewa tersebut.
Berbagai positingan warganet turut menarik perhatian. Berikut ini di antaranya:
Seperti Harry Baker @Harybakerpoet dengan tweetnya: “Okay as well as 02/02/2020 being #PalindromeDay I’ve just found out it’s the 33rd day of the year with 333 days to go and that makes me a very happy maths boy indeed.”
@RodericoRodrigo juga ikut mengunggah hashtag dengan isi “For #PalindromeDay (02 02 2020) a musical palindrome by Villa-Lobos. Here's the first bar of Etude No. 1 for guitar”
Dan tak kalah menarik, tweet dari @HotPockets4All yang mengunggah wajah Presiden AS, Donald Trump dengan tikus di atas kepalanya.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea