Mendag dan Mentan Sepakat Setop Impor dari China

Pemberhentian sementara impor berbagai barang dari China juga dilakukan oleh negara-negara lain.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Feb 2020, 16:00 WIB
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menegaskan bahwa pihaknya menyetop sementara impor makanan dan minuman dari China untuk mengantisipasi penularan virus Corona ke Indonesia.

"Berkaitan dengan impor, memang kita sesuai dengan kondisi yang tidak menentu mengenai virus Corona. Kita akan setop sementara untuk pasokan-pasokan makanan dan minuman dari negara yang terjangkit virus tersebut. Nah, ini untuk mengantisipasi kondisi kita dan kondisi secara keseluruhan supaya mencegah tersebarnya virus, bahkan turis pun disetop," ujar Agus saat melakukan pantauan harga bahan pokok di Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Menurut dia, pemberhentian sementara impor ini juga dilakukan oleh negara-negara lain. "Bahkan seluruh negara sudah demikian. Ini supaya kita tidak terjangkit. Kita ini kan penduduknya 267 juta jiwa, jadi harus hati-hati," katanya.

Setop impor juga dilakukan untuk produk bawang putih. Pihaknya berusaha agar tidak melakukan impor bawang putih dari China.

"Jadi di sini berkaitan dengan impor, berkaitan dengan bawang putih juga begitu. Impor bawang putih sekarang ini kita harus hati-hati," ungkapnya.

Terkait diberhentikan sementara impor apa pun dari China, ia berpesan kepada para pengusaha harus menerima keadaan. Namun, akan ada saatnya impor dilanjutkan kembali apabila situasi dan kondisi terkait masalah virus Corona selesai.

"Ya bagi pengusaha harus terima, memang begitu kondisinya. Tetapi bukan sama sekali disetop. Artinya sampai nanti kondisi virus itu masalahnya selesai," ujarnya.

Menteri Agus menyikapi dengan waspada terhadap virus Corona, karena tidak tahu kapan virus itu bisa teratasi. Dia berharap masalah tersebut cepat selesai. Selain itu, menurut dia, ada dua hal yang disepakati dengan Kementerian Pertanian. Yakni sepakat untuk bersinergi memasok bahan pokok dari hasil dalam negeri dan menekan impor, terutama dari China.

"Memang ya ini kan situasi usaha ya. Tapi harus kita ini harus menciptakan iklim usaha yang sejuk. Makanya ini kita antisipasi dengan kondisi-kondisi sekarang ini. Sekali lagi kaitannya dengan impor memang kita setop sementara, karena itu akan membahayakan bagi penduduk Indonesia kita semua," jelasnya.

 


Mentan

Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, yakni untuk mengusahakan memenuhi pasokan dari dalam negeri dibandingkan dengan impor.

Misalnya seperti cadangan bahan pokok bawang putih, pihaknya sudah menyiapkan untuk pasokan. "Cadangan untuk bawang putih panen lokal kami sudah siapkan. Insyaallah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan. Karena impor yang kemarin kita pun masih punya cadangan menurut hitungan kita," katanya.

Menurut Menteri Syahrul, semestinya tidak perlu terjadi kelangkaan. Dia juga mengharapkan tidak terjadi akal-akalan dari pedagang untuk menimbun bahan pokok, karena Mentan tidak mau melakukan impor.

"Padahal Pak Mendag sudah bilang ini ada persoalan di virus Corona yang harus kita waspadai. Jadi, sambil kita siapkan lokal kita, saya akan selalu beriringan dengan Mendag. Kita masuki pasar-pasar kebutuhan masyarakat kita," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya