Menkominfo Sebut Penyebaran Hoaks Virus Corona Terbanyak Lewat WhatsApp

Kemkominfo mencatat, terdapat 54 hoaks soal virus corona yang menyebar di masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2020, 20:01 WIB
Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel A. Pangerapan dan Menkominfo Johnny G. Plate. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebutkan, ada puluhan informasi yang mengabarkan berita bohong atau hoaks terkait virus corona. Penyebaran hoaks virus corona terbanyak diketahui melalui media sosial, WhatsApp.

"Penyebaran yang paling besar melalu WhatsApp, diteruskan, diteruskan, itu seperti deret ukur dan bisa menjangkau banyak sekali masyarakat," kata Johnny di Kantor Kemkominfo di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Johnny menuturkan, banyaknya informasi hoaks terkait virus corona tentu merugikan masyarakat dan pemerintah. Akibatnya, tak sedikit masyarakat yang ketakutan berlebihan, bahkan menolak kedatangan WNI dari Wuhan, China meski telah dinyatakan dalam kondisi sehat.

"Itu sebetulnya karena kehatian-hatian masyarakat lokal yang belum mendapat informasi dengan lengkap, langkah-langkah tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah," tuturnya.

"Kita memaklumi bahwa memang ada kekhawatiran itu. Tetapi dari sisi pemerintahnya, pilihan tempat yang paling tepat dan paling baik itu adalah di Natuna dibandingkan tempat tempat yang lain. Itu sudah dihitung semua," sambung Johnny.

Karena itu, Johnny meminta masyarakat lebih bijak dalam menerima dan membagikan informasi yang belum tentu kebenarannya, tak terkecuali perihal virus corona.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


54 Hoaks Soal Virus Corona

Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemeninfo) mencatat ada 54 berita bohong atau hoaks tentang bahayanya virus Corona dari China. Berita hoaks tersebut telah muncul sejak Mei 2019 dan akhirnya berkembang hingga kini.

"Khusus terkait dengan framing corona virus melalu cyber drone Kominfo, terdapat 54 percakapan atau isu hoaks dan disinformasi. Satu dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Mei 2019 terkait kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona adalah hoaks. Dan 53 lainnya mulai Hari Kamis 23 Januari 2020 sampai dengan hari ini, itu ada 53," kata Plate di kantornya, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya