8 Kota di Jatim Alami Inflasi pada Januari 2020

Cabai rawit termasuk sumbang inflasi di Jawa Timur. Tercatat inflasi di Jawa Timur capai 0,50 persen pada Januari 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2020, 23:30 WIB
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga komoditas cabai rawit mendorong peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur sehingga mengalami inflasi sebesar 0,50 persen pada Januari 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Nardiwan menuturkan, naiknya beberapa komoditas juga mendorong peningkatan IHK dari 103,20 pada Desember 2019 menjadi 103,72 pada Januari 2020.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2020, di antaranya cabai rawit, tukang bukan mandor, cabai merah, kontrak rumah, mobil, bawang putih, ikan mujair, sewa rumah, dompet dan rokok kretek," kata Dadang dalam keterangan persnya, seperti dikutip dari Antara, Senin (3/2/2020).

Ia mengatakan, dari seluruh kelompok komoditas yang dipantau, sebagian besar mengalami inflasi, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi terbesar sebesar 1,57 persen, atau memberikan andil 0,36 persen.

Kedua kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 1,03 persen dan memberikan andil sebesar 0,36 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga alami inflasi sebesar 0,15 persen dan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Kelompok kesehatan alami inflasi sebesar 0,50 persen dan memberikan andil sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen dan memberikan andil sebesar 0,0006 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dan memberikan andil 0,01 persen.

Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya alami inflasi sebesar sebesar 0,76 persen dan memberikan andil sebesar 0,05 persen.

Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, transportasi sebesar 0,93 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, dan rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Sumenep Catatkan Inflasi Tertinggi, Disusul Surabaya

Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Dadang, dari delapan kota di Jawa Timur yang menjadi tempat penghitungan angka inflasi selama Januari 2020, seluruh kota mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yaitu mencapai 0,84 persen, diikuti Surabaya dan Kediri sebesar 0,52 persen, Banyuwangi sebesar 0,51 persen, Malang sebesar 0,41 persen, Probolinggo sebesar 0,40 persen, Jember sebesar 0,38 persen, dan Madiun sebesar 0,35 persen.

Jika dibandingkan tingkat inflasi 'year on year' (YonY) atau Januari 2019 dan Januari 2020, di delapan kota IHK Jawa Timur, Jember merupakan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,43 persen, sedangkan kota yang mengalami inflasi year on year terendah adalah Malang sebesar 1,15 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya