Kolaborasi Pameran Sebagai Cerminan 70 Tahun Persahabatan Indonesia-Rusia

Acara pembukaan Pameran Lukisan "Untaian Katulistiwa" dan Pameran Arsip Sejarah memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Rusia dihadiri 200 undangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2020, 11:51 WIB
Duta Besar Federasi Rusia, Y.M. Ludmila Vorobieva saat acara pembukaan Pameran Lukisan "Untaian Katulistiwa" di Galeri Nasional Indonesia, Senin, 3 Februari 2020. (Liputan6.com/Jihan Fairuzzia

Liputan6.com, Jakarta - Tepat 70 tahun lalu, pada 3 Februari 1950, Indonesia dan Rusia menandatangani perjanjian yang menandai titik awal dari upaya kolektif kedua negara untuk memberikan makna dalam hubungan bilateral.

Hubungan Indonesia-Rusia adalah sebuah persahabatan yang dibangun dengan prinsip kesetaraan dan telah teruji oleh waktu. Melalui pameran lukisan ini, telah menandai kick-off seluruh rangkaian kegiatan peringatan 70 Tahun Pembukaan Hubungan diplomatik Indonesia-Rusia yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Acara pembukaan Pameran Lukisan "Untaian Katulistiwa" dan Pameran Arsip Sejarah didedikasikan pada 70 tahun penetapan hubungan diplomatik antara Federasi Rusia dengan Republik Indonesia. Pembukaan ini dihadiri sekitar 200 undangan yang terdiri dari pejabat Indonesia dan Kedubes Federasi Rusia, tokoh masyarakat dan media massa serta masyarakat umum.

Seperti yang disampaikan Duta Besar Federasi Rusia, Y.M. Ludmila Vorobieva, sudah tidak perlu dijelaskan lagi bagaimana sukses dan dinamisnya hubungan Indonesia-Rusia selama tujuh dekade. Melalui hubungan ini, tentu dapat membantu membangun interaksi bilateral serta struktur regional dan internasional.

Dapat terlihat betapa dekatnya orang-orang dari kedua negara, kepercayaan yang netral, dan persahabatan yang tulus adalah prinsip dasar yang menyatukan Indonesia dengan Rusia

Dalam sambutannya, Ludmila mengatakan, "Saya ingin menambahkan bahwa mungkin, dan tentu saja, Necklace of Equator berarti bahwa Indonesia menyukai permata, atau koleksi permata. Tetapi saya juga ingin memberikan nama lain untuk pameran ini, Indonesia My Love."

Karena ketika melihat lukisan yang ditampilkan, para penikmat lukisan akan merasakan perasaan yang sangat hangat, rasa cinta dan persahabatan, yang ditafsirkan melalui lukisan-lukisan tersebut. Seperti itulah perasaan orang Rusia terhadap Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Melihat Kembali Perjalanan Hubungan Indonesia-Rusia

Foto bersama para penyelenggara yang berkontribusi untuk Pameran Lukisan "Untaian Katulistiwa" di Galeri Nasional Indonesia, Senin, 3 Februari 2020. (Liputan6.com/Jihan Fairuzzia)

Kolaborasi pameran lukisan ini adalah cerminan sejati dari penghargaan tulus kami terhadap persahabatan yang luar biasa. Persahabatan kedua bangsa ini bagaikan sebuah kata pepatah, "Seorang sahabat lama lebih baik dari dua teman baru" (An old friend is better than two new friends).

Dan oleh karena itu, memberikan harapan agar Indonesia dan Rusia terus menjadi teman dan rekan kerja yang semakin baik di masa yang akan datang. 

Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Amerop, Duta Besar Teuku Faizasyah mengatakan, "Semua orang miliki kesempatan untuk melihat kembali perjalanan bersejarah hubungan diplomatik Indonesia - Rusia melalui koleksi foto dan arsip terpilih. Kita juga dapat melihat Indonesia melalui mata seniman Rusia dalam koleksi lukisan mereka, yang bertajuk Untaian Katulistiwa atau Necklace of Equator."

Ia juga mengatakan bahwa dipilihnya Galeri Nasional Indonesia sebagai tempat untuk menunjukkan pameran lukisan hubungan bilateral tentunya bukan semata-mata tanpa alasan, melainkan karena mantan presiden Soekarno memutuskan untuk membangun galeri nasional ini setelah kunjungan pertamanya ke Rusia pada tahun 1956, termasuk kunjungannya ke galeri seni di Rusia.

Ketika merenungkan hubungan Indonesia - Rusia, tentunya kedua negara melihat adanya kondisi terjadinya pasang surut, namun kali ini dapat dikatakan dengan percaya diri, bahwa ada optimisme yang berkembang untuk apa yang dapat dilakukan oleh kedua negara secara bersama sebagai teman.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya