Liputan6.com, Jakarta - Banjir di underpass Kemayoran, Jakarta Pusat, yang merendam sejak Minggu 2 Februari 2020, hari ini telah surut. Akses jalan terowongan itu pun kini sudah dilalui.
"Sudah surut. Dari tadi malam jam 20.00 WIB. Sekarang udah bisa dilalui kendaraan," ujar Jujung, petugas Damkar Sudin Jakarta Pusat saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Advertisement
Dia menambahkan, banjir akan kembali merendam underpass Kemayoran ini jika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Jakarta. Hal ini lantaran di lokasi tersebut tidak tersedia pompa yang bisa membuang limpahan air. "Terendam lagi, kalau ujannya besar," ujar dia.
Sebelumnya banjir kembali merendam underpass Kemayoran, Jakarta Pusat. Akibatnya, akses jalur tersebut pun terputus alias tak bisa dilalui kendaraan.
"Iya benar, banjir seperti dulu. Sekitar 3 meter sampai 3,5 meter. Jadi enggak bisa dilalui," ujar petugas pemadam kebakaran Sudin Jakarta Pusat, Fadli saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu 2 Februari 2020.
underpass Kemayoran ini memang sering dilanda banjir bila curah hujan tinggi mengguyur Jakarta. Pada Jumat 24 Januari lalu, banjir juga telah memutuskan akses jalan di underpass Kemayoran tersebut. Butuh waktu satu hingga tiga hari untuk menguras air di lokasi tersebut.
"Ini sudah langganan banjir, tapi tergantung curah hujan. Kalau curah hujan tinggi dia selalu kayak gini," kata petugas Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat, Ristu, Sabtu 25 Januari 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Modifikasi Jalan
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai perlu ada modifikasi desain jalan yang akan dirancang setelah banjir surut. Selain itu, Ia juga menyoroti soal drainase yang tidak maksimal.
"Jadi semua ini air masuk ke sini (underpass) semua. Makanya... perlu sedikit ada modifikasi desain jalan supaya air lewat drainase yang ada. Sehingga nggak semua ke sini," kata Basuki di underpass Kemayoran, Jalan Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu 25 Januari 2020.
"Ya kan harus semua tidak hanya jalanan, tapi drainasenya (dimodifikasi). Karena data dari kepala damkar setiap tahun begitu (banjir)," imbuh dia.
Advertisement