Perajin Pacul Klaten Siap Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Untuk membantu ketersediaan bahan baku pacul sendiri, menteri Teten telah meminta perusahaan pelat merah Krakatau Steel dalam menyediakan logam dan besi.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Feb 2020, 11:30 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan, para perajin logam dan las di Pulau Jawa mampu memenuhi kebutuhan cangkul di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca diterpa masalah impor pacul, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan, para perajin logam dan las di Pulau Jawa mampu memenuhi kebutuhan cangkul di dalam negeri.

"Sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, tidak boleh lagi impor pacul. Pacul harus sudah selesai di era 2.0 bukan di 4.0 seperti sekarang. Saya juga sudah bicara dengan Menteri Perdagangan supaya tidak impor. Harus siap produksi sendiri," ucap Teten dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/2/2020).

Untuk membantu ketersediaan bahan baku pacul sendiri, menteri Teten telah meminta perusahaan pelat merah Krakatau Steel dalam menyediakan logam dan besi.

"Sudah dikoordinasikan (dengan Krakatau Steel). Saya juga meminta harga yang kompetitif, buat perajin jangan dimahalin lah," ujarnya.

Ketersediaan bahan baku logam dan besi untuk paculkatanya, perajin pacul yang basisnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mampu membuat cangkul dengan kualitas baik dan bersaing dengan produk impor.

"Bapak-bapak harus bikin pacul yang bagus ya. Jangan mudah rusak. Kalau kualitasnya jelek, tahun depan malah impor lagi. Sekarang harus bangga pakai produk dalam negeri," imbaunya ke perajin cangkul yang tergabung dalam Koperasi Industri Kerajinan Rakyat, Industri Pande Besi dan Las (Kopinkra 18) saat melakukan tinjauan di tempat pembuatan cangkul di Klaten.

Hingga saat ini tercatat, kebutuhan pacul di dalam negeri mencapai sekitar 10 juta cangkul. Jumlah itu sebut Teten, seharusnya produksi dalam negeri sudah mampu mengakomodir kebutuhan tersebut.

Selama ini kebutuhan di industri UMKM terdapat sekitar 3 jutaan. Menurutnya, persoalan utama saat ini adalah penyaluran hasil produksi pacul yang belum terfasilitasi, lantaran belum adanya mapping soal titik keberadaan para perajin yang lokasinya terpencar.

"Sekarang sudah harus terkoneksi dengan baik. Dari hulu ke hilir, produksi hingga pemasaran pacul harus segera dibenahi," jelasnya.

 


2 Ribu Cangkul

Ratusan pengrajin kepala cangkul di sentra pembuatan cangkul di Kabupaten Grobogan mengkhawatirkan kebijakan impor kepala cangkul. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Sementara itu, Ketua Umum Kopinkra 18 Umardhani mengatakan, sebanyak 40 perajin cangkul yang tergabung di dalamnya mengaku siap memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri. Per bulan, koperasinya mampu menghasilkan sekitar 2 ribuan cangkul.

"Semoga rencana suplai bahan baku oleh Krakatau Steel benar-benar bisa segera dilakukan secepatnya. Karena prinsipnya, para perajin di Klaten ini siap," kata Umar.

Saat ini harga cangkul yang mereka jual dibanderol dari mulai Rp 30 ribuan hingga ratusan ribu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya