Liputan6.com, Jakarta - Alphabet, perusahaan induk Google, membongkar nilai pendapatan iklan yang diraup YouTube untuk pertama kalinya. Situs berbagi video ini mampu mengantongi USD 15 miliar ( Rp 207 triliun) pada tahun 2019.
Melansir laman Business Insider, Rabu (5/2/2020), iklan di situs video mencakup sekitar 9 persen dari pendapatan keseluruhan Alphabet, sebagai induk usaha, yang berjumlah total USD 162 miliar (Rp 2.235 triliun) pada tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Raihan pendapatan iklan YouTube sekitar sembilan kali lebih banyak dari yang dihabiskan Google untuk mengakuisisi platform tersebut pada Oktober 2006, sebesar USD 1,65 miliar (Rp 22,7 triliun).
Ketika YouTube telah tumbuh menjadi situs besar, pendapatan iklannya juga terus naik. Pada 2019, angkanya meningkat sekitar 36 persen. Itu jauh lebih cepat daripada pendapatan iklan Google secara keseluruhan, termasuk bisnis pencarian iklan, yang tumbuh 16 persen dari tahun ke tahun di 2019.
Popularitas YouTube meledak selama bertahun-tahun berkat video yang diunggah ke situs oleh pengguna. Layanan ini juga menghabiskan sejumlah uang yang semakin meningkat untuk memperoleh konten premium dan pada infrastruktur komputasi untuk menangani lalu lintas unggahan.
Google juga telah berjuang untuk menjadi pengawas bagi YouTube, dengan menghapus banyak video yang mengandung unsur kebencian, teori konspirasi, dan pornografi. Upaya-upaya tersebut membutuhkan peningkatan investasi dalam teknologi dan personel, yang membebani profitabilitas YouTube.
Tonton Video Ini
TikTok dan Netflix Ancam YouTube
15 tahun sejak YouTube berdiri, telah berkembang menjadi salah satu situs paling populer untuk membuat dan berbagi video di internet.
YouTube sekarang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna bulanan yang mengunjungi platform berbagi video. Pengguna menonton lebih dari 250 juta jam setiap hari mulai dari vlog favorit, video musik, video olahraga, dan banyak lagi.
CFO Alphabet Ruth Porat mengatakan mengatakan pertumbuhan pendapatan YouTube pada kuartal keempat karena didorong kenaikan berkelanjutan dan pertumbuhan iklan merek, yang merupakan komponen terbesar.
Porat mengungkapkan, bisnis berlangganan YouTube, seperti TV YouTube dan streaming musik yang terpisah dari bisnis periklanan YouTube, menyumbang pendapatan USD 2 miliar, di kuartal keempat.
Google mengakuisisi YouTube pada 2006 senilai USD 1,65 miliar. Platform ini dipimpin CEO Susan Wojcicki, karyawan Google di awal pendirian yang bertugas mengawasi ekspansi tentang game, layanan berlangganan, dan konten anak-anak.
Tetapi cengkeraman ketat YouTube pada video digital sedang terancam oleh masuknya platform sosial baru, seperti TikTok dan Byte, dan layanan streaming video, seperti Netflix dan Hulu.
Reporter : Helena Yupita
Advertisement