Liputan6.com, Jakarta - Banyak penyebab dari halitosis atau bau mulut, mulai dari yang sepele, hingga yang parah. Juru Bicara Nasional American Dental Assosiation Ada S. Cooper mengatakan bahwa bau mulut bisa menjadi tanda seseorang mengalami dehidrasi.
“Jangan berpikir bahwa hidup dengan membersihkan gigi empat kali sehari akan menyembuhkan bau mulut Anda,” kata Cooper, seperti dilansir dari laman The Healthy.
Advertisement
Dia menambahkan, “Ketika mulut Anda menjadi lebih kering, Anda memiliki lebih sedikit air liur, dan itu menyebabkan makanan dan bakteri cenderung duduk di mulut untuk jangka waktu yang lebih lama.”.
Menurut Cooper, minum lebih banyak air setiap hari dapat menjauhkan diri dari dokter gigi. Selain itu, dia juga menekankan untuk waspada terhadap minuman beralkohol, kopi, rokok, atau obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan mulut kering.
Cooper menyarankan untuk selalu menyikat gigi di malam hari, agar makanan yang terperangkap, dan bakteri yang menghasilkan bau saat tidur tidak menetap.
Namun jika tidak kunjung hilang, dokter gigi mungkin diperlukan untuk membantu mengungkapkan akar dari penyebab halitosis seseorang, karena tanda-tanda bau mulut yang tidak wajar, menandakan suatu penyakit tertentu.
Simak Video Menarik Berikut:
Jika napas berbau...
Jika napas berbau dan terlihat bintik-bintik putih pada lidah, seseorang mungkin mengalami infeksi oral, atau sariawan. Selain itu, Jika napas seperti bau busuk, hal itu bisa terjadi karena ada sesuatu pada makanan.
"Makanan bisa membusuk di mulut Anda dan menghasilkan bau busuk jika Anda tidak menyikat atau membersihkan dengan benang yang cukup," ujar Cooper.
Namun, jika bau napas seseorang cenderung amis, bisa jadi dia memiliki penyakit ginjal.
Hal ini dapat terjadi karena ginjal bertanggung jawab untuk mengeluarkan racun dari darah dan juga urin. Ketika ginjal tidak berfungsi, racun dalam tubuh tidak lagi dapat disaring keluar dari tubuh, dan bau amis dapat terjadi ketika gagal ginjal mulai mempengaruhi sistem pernapasan.
"Walaupun begitu Anda tidak dapat mendiagnosis penyakit ini hanya dari bau napas," kata Cooper.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement