Dampak Salah Tembak Pesawat, Ukraina-Iran Hentikan Kerja Sama Investigasi

Efek domino salah tembak pesawat yang terjadi awal Januari lalu berdampak ke hubungan Ukraina-Iran.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Feb 2020, 18:35 WIB
Orang-orang berjalan di antara puing-puing setelah pesawat Boeing 737 jatuh di dekat Bandara Internasional, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang pesawat maskapai Ukraina yang membawa 176 orang termasuk kru tersebut dilaporkan tewas. (AFP Photo)

Liputan6.com, Kyiv - Kesalahan militer Iran menembak pesawat sipil milik Ukraina akhirnya berdampak pada hubungan bilateral kedua negara. Kejadian yang berlangsung awal Januari lalu itu juga sempat ditutup-tutupi Iran.

Pemerintah Iran kini malah berang ke Ukraina karena bocornya rekaman otoritas udara Iran terkait rudal yang menghantam pesawat Ukraina. Iran menganggap harusnya pembocoran itu tak terjadi karena investigasi masih berlanjut.

Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (4/2/2020),  Iran mengatakan akan berhenti berbagi informasi dengan Ukraina mengenai jatuhnya pesawat jet Ukraina setelah saluran TV Ukraina merilis rekaman yang dibocorkan dari pengawas lalu lintas udara Iran.

Rekaman itu, yang ditayangkan pada acara 1 + 1 Minggu malam di Ukraina, adalah percakapan antara dua pengawas lalu lintas udara yang berbicara dalam bahasa Persia mengenai "cahaya rudal" pada rute pesawat itu.

Iran setelah kecelakaan tersebut, selama berhari-hari membantah pesawat itu jatuh akibat salah satu misilnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan rekaman itu membuktikan pihak Iran sejak awal tahu pesawat Ukraina itu terkena rudal. Pihak berwenang Iran mungkin memiliki akses pada rekaman-rekaman ini langsung setelah kecelakaan itu.

Pada hari Senin kemarin, ketua tim penyelidik Iran, Hassan Rezaeifar, mengatakan Iran akan berhenti berkoordinasi dengan Ukraina dalam penyelidikan itu.

"Tim penyelidik teknis dari kecelakaan maskapai Ukraina, dalam langkah aneh, menerbitkan file audio rahasia dari komunikasi seorang pilot pesawat yang terbang bersamaan dengan pesawat Ukraina itu," kata Rezaifar, menurut kantor berita semi-resmi Mehr.

"Tindakan Ukraina ini menyebabkan kami tidak lagi berbagi bukti dengan mereka," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ayatollah Dukung Militer Iran

Suasana saat tim penyelamat mencari korban pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang beserta kru yang berada dalam pesawat tersebut dilaporkan tewas. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Sebelumnya dilaporkan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei membela angkatan bersenjata negara itu, setelah mengakui menembak pesawat penumpang Ukraina secara tidak sengaja. Dia mengatakan Pengawal Revolusi, unit elit yang bertanggung jawab atas bencana sedang bertugas untuk menjaga keamanan Negeri Para Mullah.

Protes yang meluas dan kritik dari luar negeri semakin menekan Iran atas penanganan insiden tersebut. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu, 18 Januari 2020.

Kendati demikian Ayatollah Ali Khamenei berusaha untuk mengumpulkan dukungan ketika ia memimpin salat Jumat di Tehran untuk pertama kalinya sejak 2012.

Ukraine International Airlines Boeing 737-800 melakukan perjalanan ke Kyiv dari Tehran pada 8 Januari ketika pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas. Semua 176 penumpang di dalamnya, termasuk warga negara dari Iran, Kanada, Swedia dan Inggris, tewas.

Ayatollah Ali Khamenei menyerukan "persatuan nasional" dan mengatakan "musuh" Iran - merujuk Washington dan sekutunya - telah menggunakan penembakan pesawat untuk menaungi pembunuhan senior Jenderal Militer Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS.

"Musuh kita sama senangnya dengan kecelakaan pesawat saat kita sedih," katanya.

"(Mereka) senang telah menemukan sesuatu untuk ditanyakan ke prajurit dan angkatan bersenjata."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya