Diet Sehat Lawan Gangguan Kecemasan

Jane Green adalah seorang penyandang disabilitas mental sejak usia 14 tahun. Ia dapat keluar dari Anxiety atau gangguan kecemasan dengan melakukan diet.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Feb 2020, 14:11 WIB
ilustrasi diet makan sayur/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Jane Green adalah seorang penyandang disabilitas mental sejak usia 14 tahun. Anxiety atau gangguan kecemasan pertama yang dirasakan adalah ketika ia mengikuti kompetisi menari.

Dilansir dari healthline.com, saat ia berjalan di dekat panggung, tiba-tiba saja ia mati rasa di tangan dan kaki. Keadaan ini membuatnya menangis histeris, seluruh tubuhnya  terasa panas, sulit bernapas, dan akhirnya pingsan selama 10 menit.

“Saya hidup dengan bahagia, tapi saya juga terkadang berada di titik terendah. Sesekali aku mencapai titik di mana aku ingin mengakhiri hidup," ujarnya pada Healthline.

Pada usia 20, Jane mulai menemui beberapa terapis. Kemudian di usia 23 ia sempat kambuh di depan rekannya yang bernama Autumn Bates.  Ia adalah seorang ahli nutrisi yang dapat mengatasi anxietynya dengan mengubah cara diet.

Terungkaplah kebiasaan buruk Jane. Kebiasaan buruk tersebut antara lain, makan malam tidak sehat, gula berlebih, permen setiap waktu, dan es krim di malam hari. Ia pun melakukan diet

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Tuntunan Diet Tepat

Ilustrasi Foto Ikan Salmon (iStockphoto)

Bates memberikan nasihat dan mengusulkan diet tepat. Tuntunan diet tersebut antara lain, tidak boleh memakan padi-padian, tidak minum susu, kurangi gula, konsumsi lemak sehat, protein dengan kadar sedang, dan perbanyak sayur-sayuran.

Jane mulai meminum kopi sehat di pagi hari, kacang-kacangan untuk camilan, salmon atau burger sayur buatan sendiri untuk makan malam, dan sepotong kecil dark chocolate untuk pencuci mulut.

“Tiga hari pertama aku mengira bahwa aku akan mati, tapi setelah beberapa hari aku merasakan energiku mulai meningkat,” ujar Jane.

Ia tidak fokus pada berbagai jenis makanan yang tak boleh dimakan, melainkan fokus pada kebugaran fisik yang dirasakan. Fisik sehat sangat berpengaruh pada kesehatan mental dan emosional.

Kebiasaan buruk konsumsi gula berlebih sudah ditinggalkan. Ususnya mulai dirawat dengan baik dan hal tersebut berpengaruh pada suasana hati.

“Lebih dari satu bulan aku tidak pernah mengalami gangguan kecemasan lagi. Bahkan aku tak pernah lagi mengonsumsi obat antidepressant,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya