Tiongkok Pakai Drone untuk Lindungi Warga dari Virus Corona

Sebuah video memperlihatkan drone yang terbang di tempat-tempat umum dan menegur orang yang tidak menggunakan masker wajah.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Feb 2020, 10:30 WIB
Seorang warga mengoperasikan drone yang membawa cairan desinfektan yang akan disemprotkan ke sebuah desa di Pingdingshan, Provinsi Henan, China (31/1/2020). Menurut Komisi Kesehatan Nasional di China hingga 31 Januari, jumlah korban akibat wabah virus corona meningkat 213 orang. (AFP Photo/Str)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang dibagikan oleh media pemerintah Tiongkok Global Times memperlihatkan upaya serius pemerintah Tiongkok untuk menghindarkan warganya dari penyebaran virus corona.

Video ini memperlihatkan drone yang terbang di tempat-tempat umum dan menegur orang yang tidak menggunakan masker wajah.

Mengutip laman Deseret.com, Selasa (4/2/2020), drone ini terbang di sejumlah area berbeda di Tiongkok dan memberi peringatan bagi orang-orang yang dianggap tidak melindungi diri mereka dari virus corona dengan benar.

Jika menemukan orang yang dianggap tidak melindungi diri dengan benar, drone akan mengeluarkan suara. Misalnya:

"Pulang dan cucilah tangan Anda!" atau "Jangan pergi ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak."


Tegur Orang yang Tak Pakai Masker

Sebuah video memperlihatkan warga diperingatkan untuk menggunakan masker lewat sebuah drone (Tangkapan Layar Twitter Global Times)

Imbauan lain yang diberikan untuk warga adalah "Mana masker Anda? Pakai masker Anda!" atau "Tinggal di rumah memberikan kontribusi lebih bagi masyarakat."

Dalam sejumlah klip, sejumlah drone ini tampak dioperasikan dari jarak jauh. Sementara, video lain memperlihatkan polisi tengah menggunakan walkie talky untuk memproyeksikan suara mereka lewat loadspeaker yang ada di drone.

Menurut CNN, pemerintah Tiongkok juga membuat tanda untuk memperingatkan warganya tetap di rumah dan menghindari berkumpul dalam kelompok.


Warga Pakai Aplikasi Peta untuk Hindari Virus Corona

Anggota staf Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengantre untuk menandatangani surat petisi pemogokan kerja saat memprotes penutupan penyeberangan perbatasan dari China di Hong Kong (4/2/2020). Jumlah korban akibat virus corona melonjak menjadi 426 orang. (AFP/Anthony Wallace)

Sebelumnya, warga Tiongkok menggunakan program pemetaan dan pelacak perjalanan dalam upaya menghindari daerah yang terinfeksi virus corona. Dengan hal ini, mereka mempersiapkan diri terhadap bahaya yang dihadapi.

Adapun program ini dibuat oleh perusahaan pemetaan QuantUrban dan developer pihak ketiga Wechat. Keduanya membuat platform yang mengumpulkan informasi-informasi resmi di lingkungan yang terkonfirmasi terdampak virus corona.

Selanjutnya, pengembang meng-update secara real-time per geografisnya, sehingga pengguna bisa melihat seberapa dekat mereka dengan situs atau wilayah yang terinfeksi virus corona.

Program milik WeChat sendiri bernama Yikuang yang berarti situasi epidemik. Program ini mengkover wilayah kota bagian selatan Shenzhen dan Guangzhou. Peta berbasis browser QuantUrban juga mengkover sembilan kota lainnya di provinsi ini.

"Di Shenzhen mungkin bakal terjadi wabah besar dalam beberapa hari ke depan dan data pemerintah ke luar sangat lambat. Dengan adanya peta real-time ini, sangat membuat kami lebih tenang secara psikologis" kata April, Manager yang berbasis di Shenzhen.

(Tin/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya