Iran Siap Bantu Menko Luhut Punya Kekuatan Nuklir, Ini Syaratnya

Iran menyatakan diri untuk siap membantu agar Indonesia memiliki senjata nuklir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Apr 2020, 07:19 WIB
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan kini membahas senjata nuklir. Ia berkata negara seperti Amerika Serikat akan takut jika Indonesia punya nuklir.

Luhut membahas topik itu di Kementerian Pertanian karena merasa tidak dianggap oleh jenderal Amerika Serikat ketika datang ke forum ekonomi elit Davos di Swiss. 

"Kita enggak dianggap sama dia, dalam hati saya bilang, sialan dia," kata Luhut, Selasa (4/2/2020). "Dalam hati saya, kalau kita punya nuclear power baru kau takut," lanjutnya.

Ucapan Luhut yang telah beredar di media massa ternyata dibaca oleh Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad. 

"Hari ini saya menbaca suatu berita yang terhormat Bapak Luhut Pandjaitan yang menyampaikan pandangannya ketika beliau berada di pertemuan Davos, yaitu kalau tidak ada senjata nuklir tidak dianggap," ujar Azad kepada media pada Selasa malam.

Dalam kesempatan tersebut, Azad menyebut Iran adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu memproduksi nuklir. Ia berkata pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei sejatinya mengharamkan nuklir, tetapi Iran mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.

Ketika ditanya soal pernyataan Luhut, Dubes Azad mengatakan bahwa Iran siap membantu Indonesia mengembangkan nuklir dengan syarat untuk tujuan damai.

"Untuk aktivitas nuklir damai, kami siap. Mengapa tidak bersama Indonesia? Sebagai saudara sesama negara Muslim, seperti yang saya sempat katakan, hubungan (dengan Iran) sudah terjalin berabad-abad. Jadi mengapa tidak?" ujarnya.

Dubes Azad berkata kegiatan nuklir Iran 100 persen damai dan sesuai aturan internasional. Nuklir Iran pun dikembangkan oleh anak muda alias generasi milenial.

Lebih lanjut, sang dubes juga membantah narasi Iranfobia yang menyebut senjata nuklir negaranya dipakai untuk mendominasi. Dubes Azad berkata kemampuan teknologi nuklir adalah bukti kapabilitas sains sebuah negara.

"Ketika anda menguasai teknologi nuklir secara otomatis anda mengirimkan sinyal ke negara-negara dunia bahwa anda memiliki kemampuan menguasai nuklir secara damai. Tentu ini adalah sinyal kuat bahwa kemampuan ilmuan dan pengalaman anda sudah bisa menguasai nuklir secara damai," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pernah Usul Buat Senjata Nuklir tapi Ditolak Jokowi

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) saat berada di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). (Foto: Setpres)

Ketika berada di Davos, Menko Luhut mengaku dirinya memberanikan diri untuk menghampiri para jendral AS meski diremehkan.

Dia memperkenalkan diri dan menyampaikan kalau dirinya juga seorang jenderal lulusan Amerika. Luhut juga mengatakan negaranya memiliki kekayaan yang berlimpah ruah.

"You know what? Saya bilang, negara kami punya semua," kata Luhut pada salah satu jenderal itu.

Sepulangnya dari Davos, Menko Luhut mengaku pernah mengusulkan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat senjata nuklir.

Ia menjelaskan usulan ini disampaikan karena Indonesia diremehkan oleh negara-negara besar di dunia lantaran tak memiliki senjata nuklir seperti Amerika Serikat (AS), China dan Korea Utara.

Sayangnya, usul Luhut tersebut langsung ditolak oleh Presiden Jokowi. Diceritakannya, Jokowi saat itu beralasan banyak hal yang lebih penting dikerjakan untuk saat ini.

"Tapi satu ketika kami timbang-timbang juga (senjata nuklir)," ucap Luhut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya