Temuan Baru Ilmuwan Italia Ungkap Suara Penguin Mirip Hukum Linguistik Manusia

Panggilan suara dari penguin jackass, ditemukan para ilmuwan seperti suara menciut dan meringkik yang terdengar seperti saat keledai dalam kesulitan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2020, 19:10 WIB
Penguin Jackass. (Liputan6/Pixabay)

Liputan6.com, Afrika - Panggilan suara dari penguin jackass, ditemukan para ilmuwan seperti suara menciut dan meringkik yang terdengar seperti saat keledai dalam kesulitan. Suara itu mengikuti beberapa hukum linguistik yang sama dalam bahasa manusia.

Para peneliti mengatakan, suara yang lebih sering digunakan penguin dalam panggilannya cenderung lebih pendek, sedangkan semakin lama suara panggilannya, semakin pendek suara di dalamnya. Ini pertama kalinya pola penelitian ini ditunjukkan pada primata non-manusia.

"Kami mungkin dapat menemukan banyak spesies lain yang sesuai dengan penelitian ini karena ini mungkin prinsip umum, daripada sesuatu yang berkaitan dengan bahasa manusia secara khusus," kata dr Livio Favaro, salah satu penulis penelitian yang sekarang berada di University of Turin, Italia, dikutip dari The Guardian, Rabu (4/2/2020).

Prof Stuart Semple dari Universitas Roehampton, yang tidak terlibat dalam pekerjaan itu tetapi sebelumnya telah melakukan penelitian serupa pada primata non-manusia, mengatakan studi baru ini menambah bobot gagasan bahwa hewan cenderung menyampaikan informasi dengan cara yang paling efisien.

Pendekatan semacam itu dikenal sebagai 'kompresi' dan juga terlihat dalam sistem seperti kode morse di mana huruf yang paling umum digunakan memiliki suara paling sederhana dan terpendek - baik sebuah titik atau tanda hubung.

"Jika Anda memiliki kompresi dalam sistem komunikasi, itu lebih efisien," kata Semple. "Jadi itu adalah hal yang akan dilakukan karena hewan yang berkomunikasi secara efisien mengeluarkan lebih sedikit energi."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Vokalisasi Suara Penguin

Penguin Jackass. (Liputan6/Pixabay)

Menulis di jurnal Biology Letters, Favaro dan rekannya menggambarkan bagaimana mereka menganalisis 590 vokalisasi yang direkam dari 28 penguin Afrika dewasa yang juga dikenal sebagai penguin jackass karena suara khas mereka, yang hidup di kebun binatang Italia.

Vokalisasi ini disebut "ecstatic display songs" yaitu panggilan yang biasanya diucapkan oleh laki-laki, yang mengomunikasikan identitas individu atau memberi tahu saingannya bahwa ia berhasil mengambil wilayahnya, dan membantu burung-burung mendapatkan jodoh.

Lagu-lagu ini terdiri dari urutan tiga jenis suara atau suku kata yang berbeda. Tim peneliti mengatakan temuan itu menemukan bahwa lagu-lagu penguin ini mengikuti dua hukum yang terlihat di bahasa manusia serta beberapa primata non-manusia.

"Kata-kata satu suku kata bisa mesangat panjang tetapi kata-kata banyak suku kata cenderung memiliki suku kata pendek," kata Prof Chris Kello, seorang ahli dalam bahasa pemodelan pola di University of California, Merced.


Berbagi Informasi Secara Efisien

Penguin Jackass. (Liputan6/Pixabay)

Favaro mengatakan studi menunjukkan hukum linguistik bukan tentang bahasa saja, karena mereka tidak terkait dengan semantik atau sintaksis, tetapi lebih ke dalam prinsip dasar berbagi informasi secara efisien.

Terlebih lagi, ia menambahkan, penelitian ini mengungkapkan pengaruh timbal balik dari berbagai tekanan evolusi, seperti kebutuhan hewan untuk menyampaikan ukuran badan dan identitasnya, sambil berkomunikasi secara efisien.

Kello dalam penelitian itu menyampaikan, "Hukum linguistik, seperti hukum keringkasan Zipf dan hukum Menzerath-Altmann, pada awalnya ditemukan dalam teks."

"Studi baru ini memberikan lebih banyak bukti bahwa hukum itu bersifat fisik dan tidak simbolis, karena bahkan penguin menunjukkannya. Sebaliknya, hukum ini tampaknya mencerminkan sesuatu yang lebih dalam dan lebih umum tentang komunikasi dan informasi," tambahnya.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya