Liputan6.com, Jakarta Sumber daya manusia (SDM) menjadi hal penting untuk mengoptimalisasi sektor pertanian dan harus mengacu pada kebijakan strategis jangka panjang. Hal itu dijelaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Untuk mendukung hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, mencanangkan Tiga Program Aksi yaitu, Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), penyuluhan pendidikan vokasi dan pelatihan mendukung petani pengusaha milenial, penyuluhan pendidikan vokasi dan pelatihan mendukung program utama Kementan.
Advertisement
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya saat memberikan arahan pada kegiatan Sertifikasi Profesi bagi Petugas Paramedik dan Pelatihan Pengolahan Hasil Susu di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Selasa, (4/2/).
Lebih lanjut Bustanul mengatakan Puslatan dalam menindaklanjuti program aksi BPPSDMP menyiapkan tiga program utama, yaitu Pelatihan Vokasi, Sertifikasi dan Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Muara dari tiga program ini adalah peningkatan kompetensi SDM di bidang pertanian.
"Pelatihan vokasi dan sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kompeten SDM pertanian dibidangnya. Kalo sudah kompeten berarti butuh pengakuan makanya harus punya sertifikat sebagai legal standing. Itulah kenapa sertifikasi profesi itu penting buat profesi yang bergerak di bidang pertanian, khususnya di bidang peternakan," ujar Bustanul.
Lebih lanjut Bustanul menekankan saat ini Kementerian Pertanian telah melakukan mandatory di bidang kesehatan hewan melalui Peraturan Menteri 03 tahun 2019 yang mana mengamanatkan bahwa profesi kesehatan hewan meliputi Inseminator, Pemeriksa Kebuntingan (PKb), Paramedik Veteriner dan Asisten Reproduksi Ternak (ATR) diwajibkan untuk mengikuti sertifikasi kompetensi sebagai syarat dalam melaksanakan tugasnya.
Bustanul mengatakan bahwa tahun ini dan ke depannya, Puslatan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihannya akan meningkatkan sertifikasi di bidang peternakan. Mulai dari paramedik, inseminator dan ATR.
Bahkan nantinya Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan juga menargetkan swasembada daging melalui Program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) dan penambahan ternak ruminansia besar sebanyak satu juta ekor.
"Oleh karena itu kita perlu serius dalam menyiapkan petugas atau tenaga kerja yang terampil untuk menjadi pilar dalam pembangunan pertanian, khususnya peternakan, hal ini selaras dengan kebijakan Bapak Presiden dan Menteri Pertanian," lanjut Bustanul.
Kemudian Bustanul juga menambahkan bahwa pola pelatihan ke depan mengarah ke off farm atau hilirisasi sehingga akan memberi nilai tambah. Termasuk bagaimana kita mengembangkan produk-produk olahan di bidang peternakan.
Diantaranya bagaimana pengemasan produk yang lebih baik dan penyimpanan yang tahan lama, sehingga bisa mengatur dan menjaga supply dan demand. Sehingga target Kementan dalam upaya meningkatkan ekspor tiga kali lipat dapat terwujud.
"Peningkatan ekspor komoditas pertanian akan kami dukung juga melalui P4S, sebagai tempat pelatihan yang terdekat dengan petani. P4S akan menjadi tempat pelatihan tematik dan permagangan bagi petani. Di P4S ada tempat pengelolaan usaha dan sarana pelatihan, sehingga nantinya diharapkan P4S dapat memberikan contoh dan agen perubahan atau multiplayer effect bagi petani atau peternak. P4S akan menjadi garda terdepan dalam melaksanakan pelatihan bagi petani, dan nantinya diharapkan akan melahirkan pengusaha pertanian milenial," kata Bustanul mengakhiri arahan dan sambutannya.
(*)