Liputan6.com, Jakarta Grup band Padi Reborn meluncurkan single kedua dari album Indera Keenam yang berjudul “Menanti Keajaiban”. Perilisan single kedua ini dikarenakan single pertama mereka yang berjudul “Kau Malaikatku” mendapat sambutan positif dari penikmat musik dan Sobat Padi di seluruh Indonesia.
Setelah dirilis, single “Menanti Keajaiban” juga dibuatkan video klip dan juga film pendek dengan judul yang sama. Film pendek ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko.
Angga mengatakan, sebuah kehormatan bisa kembali berkolaborasi dengan Padi Reborn. Sutradara karismatik ini mengaku merupakan Sobat Padi sejak lama, saat masih SMP di Semarang. Sebelumnya, Angga pernah menggarap video klip “Harmony” dari album “Tak Hanya Diam” yang dirilis pada tahun 2007. "Saya baru sadar sebagai sutradara di proyek klip terakhir Padi sebelum vakum sampai hadir lagi sekarang dengan Padi Reborn," katanya di acara peluncuran di Senayan City, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ketika Padi Reborn merilis album “Indera Keenam” pada Oktober tahun lalu, Angga kembali terpikat pada lagu “Menanti Keajaiban”. Sebuah lagu yang menurut Angga memiliki bait-bait lirik dan musikalitas yang sangat ‘sinematik’. Gayung pun bersambut ketika Padi Reborn dan Angga akhirnya sepakat berkolaborasi.
“Bagi saya lagu ‘Menanti Keajaiban’ punya nuansa sinematik yang sangat kuat. Saya terpikat dengan lirik dan musiknya yang begitu dalam. Sangat inspiratif bagi saya hingga kemudian tercetus ide untuk mengangkatnya menjadi film pendek dan juga video klipnya,” ujar Angga Dwimas Sasongko saat Peluncuran Video Klip dan Film Pendek “Menanti Keajaiban” yang didukung sepenuhnya oleh SuperMusic.ID.
Konsep
Dalam video klip “Menanti Keajaiban”, sutradara 35 tahun ini menyajikan konsep cerita yang segar. Alurnya dibangun berkesinambungan dengan cuplikan film pendek yang terinspirasi dari lagu tersebut. Di video klip berdurasi 4 menit 36 detik ini, Angga menampilkan visual yang apik, memadukan penampilan Padi Reborn dengan sorotan lirik dan naskah yang berkelindan membayangi tubuh mereka.
“Video klip ini sendiri merupakan bagian dari film pendeknya. Dibangun dengan nuansa yang sama. Saya hanya berusaha memvisualisasikan dan menonjolkan karakteristik Padi Reborn dalam lagu ini,” kata Founder dan CEO Visinema Pictures ini.
Advertisement
Respons
Sementara itu, versi film pendek “Menanti Keajaiban” sudah lebih dulu dirilis di kanal Youtube Visinema Pictures dan mendapat respons positif dari Sobat Padi maupun para netizen. Sejak diunggah pada 21 Januari 2020, film berdurasi 20 menit 17 detik itu sudah ditonton lebih dari 200 ribu kali dan dibanjiri ratusan komentar pujian.
Dibintangi oleh Wafda Saifan, Aghniny Haque, Ganindra Bimo, dan Niken Anjani, “Menanti Keajaiban” bercerita tentang dua orang sahabat yang berkolaborasi menulis cerita tentang dua karakter ciptaan mereka, Kinan dan Karin. Lahirlah Kinan dan Karin yang bertemu dalam satu situasi unik dan saling jatuh cinta.
Film pendek ‘Menanti Keajaiban’ ini dikomentari positif gitaris Padi Reborn, Ari . Dirinya menyampaikan apresiasi kepada Angga dalam kolaborasinya bersama Padi Reborn kali ini. Menurut Ari, Angga memiliki pemikiran dan perspektif yang lebih luas tentang lagu “Menanti Keajaiban”. Semua itu berhasil dituangkan dengan sukses dalam bentuk film pendek sekaligus video klip.
Sementara Andi Fadly Arifuddin atau Fadly mengatakan “Menanti Keajaiban” memang dipersiapkan untuk meluncur sebagai single kedua di album Indera Keenam. Bagi Fadly, meski bukan lagu baru, “Menanti Keajaiban” memiliki kekuatan magis dari sisi musik dan pemaknaan yang sangat mendalam.
“Kami merasa ‘Menanti Keajaiban’ tepat untuk menjadi single kedua. Padi Reborn pada dasarnya banyak lirik yang filosofis. Lagu ini salah satu yang sangat mewakili konsep-konsep spiritual dan filosofis Padi Reborn. Lagu ini unik dan menjadi satu-satunya lagu Padi Reborn yang tidak ada pengulangan liriknya. Mungkin notasinya diulang, tapi lirik tidak ada yang diulang,” ujar Fadly.
Berbeda
Nuansa lagu “Menanti Keajaiban” di album “Indera Keenam” memang sangat berbeda jika dibandingkan versi terdahulu saat lagu tersebut masuk di album “Save My Soul” pada tahun 2003. Perbedaan mendasar datang dari aransemen musik penggarapannya dibantu Denny Chasmala sebagai co-producer. Denny mengemas setiap nomor di album “Indera Keenam” dengan konsep akustik dan balutan string yang fresh.
Satriyo Yudi Wahono atau Piyu mengungkapkan, “Menanti Keajaiban” punya sederet alasan dipilih menjadi single kedua. Salah satunya, menurut Piyu, lagu tersebut punya kekuatan dari sisi lirik. Dalam penciptaannya, lagu ini melalui serangkaian proses yang dimulai dari Piyu dengan reff gitar kemudian bersama Fadly membuat rangkaian melodinya. Dari urutan melodi lagu tersebut barulah masuk ke proses penyusunan lirik.
“Hingga akhirnya terciptalah lirik yang paling terakhir itu, yang menurut saya the best lyrics yang pernah aku buat. Bukan hanya dari arti kata-katanya, tapi dari roh dan segala macamnya bisa dapat,” ungkap Piyu.
Advertisement
Gembira
Sementara Rindra Risyanto Noor mengaku gembira “Menanti Keajaiban” dipilih menjadi single kedua. Ia memperkirakan lagu ini akan menjadi favorit para pendengar album ini. “Dari awal saya senang lagu ini masuk di album ‘Indera Keenam’. Lagu yang unik dan punya alur yang tidak umum. Tidak ada pengulangan dan mengalir saja. Di album ini konsepnya akustik dan jadi terdengar lebih wise, kalau dulu kan lebih wild,” terang Rindra.
Bait-bait lirik “Menanti Kejaiban” juga dinilai memiliki kedekatan masing-masing personil Padi Reborn. Liriknya dirasa memiliki kesamaan dengan cerita perjalanan Padi Reborn.
“Liriknya mirip seperti pengalaman Padi ketika masa vakum. Lagunya sendiri ini middle up dan di album ini dikemas menjadi lebih syahdu dari sebelumnya. Musiknya ini lebih dramatis ya karena dibalut orkestra,” sebut penabuh drum bernama lengkap Surendro Prasetyo.
SMEI sebagai pihak label rekaman yang menaungi Padi Reborn memiliki alasan khusus mengenai pemilihan lagu Menanti Keajaiban sebagai single kedua.
“Berdasarkan masukan dari teman – teman media, dan juga data streaming, lagu ini sangat diminati oleh penikmat musik menyeberangi generasi,” ujar Muhammad Soufan, selaku General Manager Sony Music Entertainment Indonesia.