Fakta di Balik Perusakan Tempat Belajar Agama di Banyuwangi

Beredar informasi di masyarakat ada perusakan Pasraman Purwa Dharma Marga 6 atau tempat belajar agama Hindu.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2020, 02:00 WIB
Sejumlah wanita Hindu membawa sesajen menuju pura untuk sembahyang Hari Raya Galungan di Jimbaran, Bali, Rabu (5/4). Galungan dirayakan oleh umat hindu di Bali sebagai hari kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan). (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pura Dharma Marga Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sudarsono menyatakan tidak ada perusakan di Pasraman Purwa Dharma Marga 6 (tempat belajar agama Hindu), sebagaimana informasi yang beredar di masyarakat.

"Tidak ada perusakan. Beritanya tidak benar. Memang benar ada orang masuk ke Pasraman, tapi sepertinya cuma anak kecil yang masuk mencoret-coret papan tulis dan meja tulis. Juga ada buku tulis yang diacak. Jadi berita yang ada tidak sesuai dengan kenyataannya," kata Sudarsono, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, 5 Februari 2020.

Ia mengajak umat Hindu dan warga masyarakat untuk tidak menanggapi berita yang telah beredar tempat belajar agama Hindu telah diobrak-abrik dan kitab suci dirusak.

"Kami umat Hindu yang ada di Dusun Sambirejo dan saya sebagai ketua mengajak agar masyarakat tidak menanggapi berita bahwa telah terjadi perusakan. Bahkan warga Dusun Sambirejo baik baik saja. Kerukunan dengan umat di kiri dan kanan kami terjalin rukun, baik itu dengan umat Islam, maupun Kristen," ucapnya, dilansir dari Antara.

Senada juga disampaikan oleh pendidik di Pasraman Purwa Dharma 6, Gatot Witoyo, menyampaikan sebelumnya memang ada orang yang masuk ke Pasraman dan diperkirakan lewat jendela yang memang tidak terkunci, dan peristiwa itu diketahui pengurus pada 29 Januari 2020 sekitar pukul 11.00 WIB.

"Itu bukan perusakan, ada buku tulis dicecer lalu dicoret-coret. Meja dan papan tulis dicoret dengan kapur, dan sebagian kitab suci yang ditaruh di lemari diturunkan. Seperti diacak-acak anak kecil pas main begitu. Kalau perusakan hancur itu lemari dan papan tulis," tuturnya di Banyuwangi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Warga Jangan Terpancing

Umat Hindu menuju pura untuk sembahyang Hari Raya Galungan di Jimbaran, Bali, Rabu (5/4). Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Keburukan) yang dirayakan dengan persembahyangan di tiap Pura. (SONNY TUMBELAKA/AFP)

Menurut Gatot, sekitar delapan bulan lalu, Pasraman ini juga pernah dimasuki orang. "Pernah ada yang masuk ke Pasraman, ya sama kurang lebih, mencoret-coret papan tulis, tidak sampai merusak buku dan kitab, itu saja kejadiannya, bukan berulang kali seperti yang ditulis di berita media daring itu," katanya.

Sementara itu, Camat Bangorejo Taufik langsung turun ke lapangan dan mengecek bersama forum pimpinan kecamatan ke lokasi kejadian. "Kami bersama Babinsa dan Babinkamtibmas langsung menuju ke lokasi," katanya.

Ia juga meminta warga tidak terpancing adanya informasi tersebut, karena selama ini kerukunan antarumat beragama berlangsung dengan sangat baik di wilayahnya.

"Umat Hindu, muslim, Kristen dan semuanya berdampingan rukun di daerah kami. Setiap hari juga bercengkerama bersama," ujarnya.

Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa Pasraman Purwa Dharma 6 di Kecamatan Bangorejo, dirusak dan bahkan, dalam informasi itu disebut pula ada perusakan kitab suci.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya