Daftar Harga Barang yang Naik Imbas Virus Corona, Apa Saja?

Pemerintah menutup sejumlah akses Indonesia dengan China usai merebaknya virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2020, 11:00 WIB
Pedagang menunjukkan masker jenis N-95 (kiri) dan biasa di toko alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Isu merebaknya wabah virus corona di Indonesia membuat penjualan masker di Pasar Pramuka meningkat pesat meski dalam sepekan harga melonjak tajam. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menutup sejumlah akses Indonesia dengan China usai merebaknya virus corona. Mulai dari rute penerbangan hingga impor sejumlah produk China.

Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian, mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan. "Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang," kata Dubes Xiao.

Dubes Xiao juga menjelaskan bahwa hingga kini, belum ada bukti Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.

"Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif," katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, virus corona menjadi tantangan utama Indonesia dalam mengawali tahun. Menko Airlangga mengatakan pengaruh virus corona cukup besar terhadap ekonomi RI dikarenakan hubungan perdagangan dan pariwisata antara kedua negara cukup erat.

Dampak dari virus corona saat ini sudah mulai terasa ke masyarakat Indonesia. Harga sejumlah barang terkerek naik. Berikut ini barang-barang yang makin mahal semenjak ramai virus corona.

Reporter : Harwanto Bimo Pratomo

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Jeruk Impor

Jeruk Mandarin

Harga jeruk impor dari China di Pasar Senen, Jakarta melonjak usai pemerintah memberlakukan penghentian impor makanan dan minuman dari China akibat virus corona. Seperti jeruk sunkist impor yang harganya naik hingga tiga kali lipat.

"Sekarang harga jeruk lagi naik. Kemarin Rp25.000 per kilogram, sekarang Rp75.000, mungkin corona itu," kata salah satu pedagang buah, Zacky kepada Merdeka.com.

Dengan naiknya harga jeruk, berdampak pada menurunnya jumlah pembeli dan berkurangnya omzet penjual. Dia berharap, pemerintah dapat mengatasi dampak penghentian impor tersebut, sehingga harga bisa kembali normal.

"Ini ya susah, pembeli berkurang dan menurun sampai 30 persen," keluhnya.


2. Bawang Putih

Aktivitas pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020). Kelangkaan pasokan bawang putih di dalam negeri berimbas tingginya harga komoditas tersebut yang mencapai kisaran Rp 57.500/kilogram. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Pemerintah akan melakukan penghentian impor sementara beberapa barang dari China. Hal ini terkait wabah virus corona yang tengah menjangkiti China.

Pedagang bawang putih di Pasar Gondangdia, Warsih, mengaku harga bawang naik sejak maraknya pemberitaan wabah virus corona. "Bawang naik, mungkin kemarin ramai masalah penyakit corona," ujarnya.

Dia memperkirakan lonjakan harga bawang putih mencapai sekitar dua kali lipat lebih. "Sekarang bisa sampai Rp60.000 lebih mas, kalau sebelumnya cuman Rp25.000-Rp30.000 saja," terang Warsih.


3. Emas

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas melonjak ke level tertinggi lebih dari dua minggu dipicu masalah virus corona, yang mendorong pembelian aset logam mulia.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 1.573,53 per ons. Ini setelah mencapai puncaknya sejak 8 Januari di USD 1.575,03 di awal sesi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasi kasus virus korona di AS. Kabar ini menekan selera terhadap aset berisiko.

Ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah koronavirus sebagai keadaan darurat bagi China tetapi tidak untuk seluruh dunia.

Penyebaran virus menjelang Tahun Baru Imlek di akhir pekan ini, telah membuat investor khawatir.


4. Masker

Pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin (27/1/2020). Masker tersebut diproduksi untuk mendukung pasokan bahan medis saat wabah virus corona melanda China. (STR/AFP)

Penjualan masker di apotek-apotek telah meningkat drastis, imbasnya stok masker menjadi langka, dan harga masker ikut terkatrol naik. Hal ini disebabkan virus corona yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat di berbagai daerah.

Permintaan yang tinggi membuat harga-harga masker di pengecer dan distributor menjadi naik. Sampai-sampai, di beberapa Apotek stok masker ludes hanya dalam hitungan satu hari.

"Stok di apotek ini jadi susah dan jarang karena dari distributor stoknya langka dan harganya naik tinggi," ujar Jaklyn (26) apoteker di salah satu apotek di Cikini, Jakarta saat berbincang dengan Liputan6.com.

Untuk masker jenis N90, Apotek di kawasan Cikini menjual dengan harga Rp50 ribu satuannya. Harga ini naik dari semula Rp33 ribu per masker.

Jacklyn mengatakan, "Kalau di luar atau di eceran harga-harga bisa naik sampai lima kali lipat, tapi di Apotek ini naik dari Rp33 ribu ke Rp50 ribu, ya hampir dua kali lipat," tambah dia.

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, China telah memesan masker buatan Indonesia dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona di negaranya. Bahkan, produksi masker sampai 3 bulan ke depan sudah dipesan untuk China.

"Seluruh produksi masker ini sudah di lock sama China," kata Menko Airlangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya