Liputan6.com, Los Angeles - Victoria's Secret kini tengah menghadapi tuduhan yang terbilang serius. Petinggi perusahaanya dituding telah melakukan pelecehan seksual.
Hal ini berawal dari pemberitaan The New York Times beberapa waktu lalu. Dilansir dari E! News, Kamis (6/2/2020), Victoria's Secret dinilai memiliki sejarah kelam soal misogini, bullying, dan pelecehan.
Baca Juga
Advertisement
Media ini menurunkan laporannya setelah melakukan wawancara terhadap 30 orang petinggi, karyawan, kontraktor, dan model yang pernah dan sedang bekerja sama dengan merek lingerie dunia ini.
Salah satu model yang disebut menjadi korban pelecehan petinggi Victoria's Secret adalah Bella Hadid.
Perilaku Tak Senonoh
Saat Bella Hadid tengah diukur, Chief Marketing Officer Victoria's Secret Ed Razek, dinyatakan terus berbicara tentang payudara sang model yang sempurna.
Bukan hanya ini perilaku tak senonoh yang disebut-sebut diperbuat oleh Ed Razek. Pria ini dinyatakan mencoba untuk mencium model, meminta mereka untuk duduk di pangkuannya, bahkan sempat memegang bagian tubuh pribadi seorang model.
Advertisement
Aliansi Model
Dampak dari pemberitaan ini, para model yang bergabung dalam Aliansi Model, langsung bereaksi. Mereka menuntut Victoria's Secret melakukan perubahan.
Para model ini menyampaikan pernyataan sikap, yang ditandatangani oleh sejumlah nama beken seperti Christy Turlington Burns, Amber Valletta, Edie Campbell, Caitriona Balfe, Amanda de Cadenet, dan lainnya.
Tuntutan Para Model
Aliansi para model tersebut mengatakan bukan kali ini saja mereka meminta Victoria's Secret untuk mengambil langkah tegas atas isu ini. Aliansi ini telah bertemu dengan perwakilan Victoria's Secret lima bulan yang lalu.
"Perusahaan ini menolak untuk bertindak. L Brands/ Victoria's Secret menolak membuat komitmen yang mengikat untuk melindungi model dan pekerja lainnya dari pelecehan dengan bergabung bersama proghram RESPECT," begitu pernyataan aliansi ini.
Advertisement
Bukan Waktunya Mendengarkan
Mereka menambahkan bahwa merek dunia ini tak serius dalam menangani komplain mereka. Victoria's Secret disebut menyatakan mereka masih dalam tahap "mempelajari dan mendengarkan" apa yang terjadi.
"Ini sudah bukan waktunya untuk mendengarkan, ini waktunya Victoria's Secret mengambil langkah untuk melindungi orang-orang yang mereka ambil keuntungannya. Pelanggaran terhadap hak asasi manusia tidak bisa dihentikan dengan tindakan rebranding perusahaan," tutur mereka.