PLN Pastikan Pasokan Listrik di Kawasan Ekonomi Khusus Tak Bakal Melempem

Seluruh sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi berlebih sehingga hampir semua sistem mempunyai cadangan yang mencukupi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Feb 2020, 14:00 WIB
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung langkah pemerintah untuk menarik investasi. Langkah dukungan tersebut dengan menyediakan pasokan listrik yang handal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri, Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), dan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).

Wakil Direktur Utama (Wadirut) PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 56.397 MW. Jumlah tersebut sebagian berasal dari program 35 ribu MW yang saat ini sedang berjalan.

Selain itu, untuk memperluas pasokan listrik, PLN juga menambah jaringan transmisi sepanjang 57.293 kilo meter Sirkit (Kms) hingga 2028.

“Tambahan kapasitas pembangkit dan jaringan transmisi sesuai RUPTL menandakan bahwa kami siap memenuhi kuantitas dan kualitas tenaga listrik yang dibutuhkan," kata Darmawan, di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Menurutnya, seluruh sistem kelistrikan di Indonesia saat ini dalam kondisi berlebih, sehingga hampir semua sistem mempunyai cadangan yang mencukupi. Sebab itu PLN siap memenuhi kebutuhan listrik Kawasan KI, KEK, DPP dan SKPT.

"Dengan mempercayakan kebutuhan listrik pengembangan kawasan kepada PLN, maka pengembang Kawasan dapat memaksimalkan penggunaan investasi untuk pengembangan maupun keunggulan dalam menghadapi persaingan global," tuturnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengembangan Kawasan

Intip Kerja Gardu Induk Pulau Ngenang di Kepulauan Riau (PLN)

Staf khusus Menteri ESDM Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Soesilo mengungkapkan, tambahan pasokan listrik dari program Kelistrikan 8 ribu MW yang berasal dari program 35 ribu MW pada 2020 menjadi terobosan untuk mendukung pengembangan kawasan, termasuk industri fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

Indonesia memiliki kandungan nikel yang sangat besar, sehingga dapat menjadi produsen nikel terbesar di dunia.

"Nikel ini menjadi bahan dari pembuatan baterai, dimana baterai akan menjadi komoditas yang meningkat kebutuhannya di dunia salah satunya untuk kendaraan listrik,” papar Triharyo.

Pengembangan sebuah kawasan menjadi motor untuk mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara adalah dari konsumsi energi per kapita nya. Pada 2019 nilai Indonesia masih 1.084 kWh per kapita, masih jauh dari angka negara tetangga sekalipun.

"Oleh karena itu PLN akan mengoptimalkan penyediaan listrik yang tersedia, sehingga ekonomi Indonesia akan semakin meningkat," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya