Liputan6.com, Jakarta - Mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan telah diperiksa penyidik KPK. Usai diperiksa, Wahyu mengaku tidak mengenal Harun Masiku selaku pihak yang diduga menyuap sang komisioner dalam kasus pergantian antarwaktu atau PWA anggota DPR RI.
Advertisement
Menanggapi itu, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah mengatakan, keterangan dari Wahyu Setiawan bukanlah suatu patokan. Menurut dia, penyidik bisa mengorek informasi dari pihak lain yang juga diperiksa.
"Penyidik bukan hanya meminta keterangan dari Wahyu saja. Tapi ada beberapa tersangka kan yang diperiksa. Dan itu sebenarnya yang bisa dikonfirmasi dari setiap tersangka," ucap Wana kepada Liputan6.com, Kamis (6/2/2020).
Wana menilai, pernyataan Wahyu tidak bisa menjadi informasi yang tunggal. Karena menurutnya ditemukan adanya hubungan antar asisten Wahyu dengan Harun.
"Itu keleluasaan penyidik bagaimana melakukan interogasi terhadap si Wahyu dalam konteks mengaitkan posisinya Harun Masiku sebagai tersangka dengan para tersangka yang sudah ditangkap," ucapnya.
Wana menyebut, Sekretaris Jenderal atau Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto juga bisa dipanggil sebagai saksi. Dan semestinya itulah yang dilakukan oleh KPK.
"Dalam konteks untuk menggali seluruh informasi yang ada," jelas dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kenal Hasto
Diketahui, dalam pemeriksaan, Wahyu mengaku ditelisik soal perkenalannya dengan politikus PDIP Harun Masiku, dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Hari ini saya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Harun Masiku. Saya ditanya banyak sekali terkait apakah saya kenal dengan Pak Harun atau tidak, kenal dengan Pak Hasto atau tidak," ujar Wahyu di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2020).
Wahyu mengaku menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur. Di hadapan penyidik lembaga antirasuah, Wahyu menyebut kenal dengan Hasto, namun tak kenal dengan Harun Masiku.
"Ya, saya jawab apa adanya, bahwa saya tidak kenal Pak Harun Masiku, dan saya mengenal Pak Hasto," kata Wahyu.
Advertisement