Liputan6.com, Jakarta - Kasus kematian Mahasiswa Univesitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori yang jasadnya ditemukan di danau kampus hingga kini masih misteri. Tak hanya kepolisian, pihak keluarga pun berupaya mengumpulkan berbagai fakta untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan itu.
Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto mengatakan, keluarga selama ini mengumpulkan informasi untuk mendukung proses pengungkapan kasus kematian anaknya. Alotnya penanganan kasus juga membuat beberapa orang turut membantu.
Advertisement
Salah satunya pengguna media sosial Twitter yang memberikan sebuah foto kepada keluarga Akseyna pada 2019 lalu.
"Orang itu hubungi saya terus ngasih foto. Menyerahkan foto di dalam bentuk flash disk," kata Mardoto saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).
Menurut keterangannya, foto diambil di seputar Danau Kenanga UI pada 24 Maret 2015 sekitar pukul 9 pagi atau dua hari sebelum Akseyna ditemukan tewas di lokasi yang sama. Saat itu, orang tersebut sedang bersepeda di sekitaran danau menuju ke Perpustakaan UI.
"Terus foto-foto, tertangkap ada janggal kok di danau," ujar Mardoto.
Mardoto mengambarkan suasana di dalam foto tersebut. Ia menyebut terdapat dua orang laki-laki mencurigakan duduk-duduk di dekat danau. Sayangnya, kualitas gambar atau resolusi dari foto kurang begitu bagus.
"Terlalu terang, terambil dari jarak yang cukup jauh jadi posisi danau pas dia ke perpustakaan jadi terlalu jauh. Saya besar-besarin pecah, tapi masih berusaha mencoba sosok siapa yang dimaksud orang tersebut," katanya.
Mardoto mengaku masih mendalami foto tersebut. Ia belum bisa memastikan apakah orang yang ada di foto itu ada kaitannya dengan kasus Akseyna.
"Saya masih mendalami apakah ada hubungannya dengan kasus anak saya, karena memang secara waktu, dan TKP-nya juga masuk," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Diduga Bunuh Diri
Akseyna merupakan mahasiswa S1 Jurusan Biologi, FMIPA UI, angkatan 2013. Dia ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Saat ditemukan, Akseyna mengenakan baju hitam lengan panjang dan tas cokelat. Adapun di dalam tasnya terdapat lima batu konblok.
Awalnya, Akseyna diduga bunuh diri karena depresi. Hal itu berdasarkan keterangan dari 15 saksi yang diperkuat dengan temuan di lapangan seperti kondisi jasad dan ditemukan sepucuk surat di rumah kos Akseyna dengan tulisan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything".
Namun hipotesis awal itu terbantahkan setelah Polresta Depok menggandeng penyidik Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri untuk turut membantu mengusut kasus tersebut. Akseyna dipastikan tewas karena dibunuh.
Advertisement
