Cara BEI Jatim Tingkatkan Kompetensi UMKM dan Bisnis Rintisan

Guna meningkatkan kompetensi diri dan memperbaharui informasi terkini, BEI Jatim targetklan 20 komunitas bisnis rintisan dan UMKM aktif mengikuti program IDX Incubator.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2020, 01:00 WIB
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jawa Timur melalui IDX Incubator East Java menargetkan bisa menggandeng 20 komunitas bisnis rintisan dan UMKM untuk aktif mengikuti program IDX Incubator, guna meningkatkan kompetensi diri dan memperbarui informasi terkini.

Head of IDX Incubator East Java BEI Cita Mellisa mengatakan, IDX Incubator sebelumnya telah memfasilitasi puluhan komunitas, start up dan UMKM. Salah satunya melalui forum IDX Talks yang diadakan setiap tiga bulan sekali, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 6 Februari 2020.

"Setiap gelaran IDX Talks kami mengundang CEO atau founder untuk berbagi dengan topik yang beragam, mengenai perkembangan di dunia industri digital terkini," katanya pada IDX Talks bertajuk Digital Transformation Outlook 2020, dilansir dari Antara.

Pada gelaran IDX Talks, BEI Jatim mendatangkan dua praktisi dari industri digital untuk berbagi pandangannya tentang inovasi dalam transformasi digital.

Pembicara pertama, David Boy Tonara, mengangkat tema Innovate or Die berdasarkan pengalamannya sebagai akademisi dan profesional di bidang kewirausahaan dan inovasi.

"Banyak organisasi atau perusahaan yang berinovasi hanya untuk sekedar menciptakan inovasi namun hasilnya tidak berdampak," tuturnya di Surabaya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Aplikasi IT Inventory

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pembicara kedua, Dewangga Pramananda, menceritakan pengalamannya dalam berinovasi untuk mengembangkan solusi teknologi digital bagi UKM dan industri, khususnya ekspor impor yang menyandang status Kawasan Berikat.

Di hadapan puluhan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, baik itu profesional maupun pemilik usaha, dan latar belakang industri, Dewangga mengungkapkan masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan kawasan.

Mereka terikat dengan adanya kewajiban dari Dirjen Bea dan Cukai untuk menggunakan aplikasi IT inventory yang terintegrasi dengan akuntansi dan keuangan perusahaan.

"Saya dengan tim berusaha untuk menghadirkan solusi aplikasi IT Inventory yang terintegrasi sepenuhnya dengan seluruh modul-modul yang dibutuhkan perusahaan, utamanya modul akuntansi dan keuangan," kata Dewangga yang merupakan CEO dari MIDSUIT.

Dia juga menambahkan, aplikasi dan solusi hasil kreasinya dengan timnya telah diimplementasikan di banyak perusahaan Kawasan Berikat dan telah diakui oleh Bea dan Cukai sebagai aplikasi yang telah memenuhi syarat dan ketentuan dari Bea dan Cukai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya