Jokowi Tak Mau Ikut Campur soal Rekrutmen 13 Penasihat Moeldoko

Jokowi tidak mau ikut campur terkait perekrutan 13 penasihat untuk Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2020, 10:50 WIB
Presiden Jokowi usai meninjai revitalisasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020). (Merdeka/Intan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mau ikut campur terkait perekrutan 13 penasihat untuk Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut meminta agar menanyakan langsung kepada Moeldoko.

"Kalau urusan di kementerian, lembaga tanyakan langsung," kata Jokowi usai meninjai revitalisasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).

Sebelumnya, Kepala Staf Kepreisenan, Moeldoko merektur 13 penasihat. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari pakar hingga pengusaha.

Mereka mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, mantan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia Manuel Kaisiepo, mantan Menteri Pertambangan dan Energi Kuntoro Mangkusubroto, mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Guru Besar Hukum Pidana UGM Edward O.S. Hiariej.

Kemudian, Guru Besar Hukum Agraria UGM Maria SW Sumardjono, lalu Dosen FISIP UGM Kuskridho Ambardi dan Komisaris Utama Mayapada Healthcare Jonathan Tahir, Pemilik grup Garuda Food Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, dan Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo.

Saksikan video di bawah ini:


Selanjutnya

Lalu, Direktur Human Capital Management (HCM) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Edi Witjara, anggota Dewan Pengarah UN-CERF Rachmawati Husein, peneliti Pusat Kajian Etnografi Komunitas Adat (Pustaka) Yando Zakaria.

"Iya sudah, sudah ada penasehat senior," kata Moeldoko di kantornya, Jalan Merdeka Barat, Kamis (6/2/2020).

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya