Liputan6.com, Jakarta - Kemampuan untuk mengurangi stres sebenarnya berada tepat di sekeliling Anda. Mengutip laman Brightside, 6 Februari 2020, sebuah studi melibatkan 96 perempuan menunjukkan bahwa aroma tubuh pasangan bisa menurunkan stres.
Penelitian ini dilakukan dengan meminta para perempuan mengendus kaus atau pakaian yang telah dikenakan pasangan mereka. Sementara, lelaki-lelaki ini diminta mengenakan busana tersebut selama 24 jam tanpa memakai deodoran, parfum, atau produk lain yang menghasilkan aroma.
Mereka juga diminta untuk tidak makan makanan yang bisa mengubah aroma tubuh, juga tak dibiarkan merokok.
Baca Juga
Advertisement
Dalam penelitian ini, ada tiga jenis pakaian yang diteliti, yakni satu dikenakan pasangan, satu dipakai orang lain, dan busana netral. Kemudian, para perempuan sembari ditutup matanya akan mengendus pakaian-pakaian tersebut.
Lalu, mereka akan melalui sebuah tes yang didesain meningkatkan stres. Perempuan-perempuan ini juga memberi sampel saliva untuk mengidentifikasi seberapa stes mereka dan ditanya secara langsung.
Hasilnya, perempuan yang mengendus pakaian pasangannya mengalami penurunan stres, baik sebelum maupun setelah tes, ketimbang mereka yang mengendus busana orang lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apakah Berlaku Sebaliknya?
Dari hasil tersebut, para peneliti diberi poin perihal efek dari aroma tubuh pasangan. Jadi, walau sedang tak bersama, tingkat stres akan menurun bila seseorang tahu itu adalah pakaian atau barang milik pasangannya.
Kondisi ini diperkirakan terjadi sebagai sebuah proses evolusi. Pasalnya, orang biasanya takut pada orang asing, khususnya lelaki. Jadi, aroma mereka secara tak langsung berdampak kurang baik.
Lewat penelitian ini diasumsikan bahwa perempuan punya penciuman lebih baik dan gampang terdampak aroma. Hingga kini, belum ada penelitian yang mengonduksi apakah aroma tubuh perempuan bisa menenangkan lelaki.
Ketimbang busana, lelaki biasanya ditemukan lebih sering mengendus rambut maupun seprai yang notabene ditiduri sang kekasih.
Advertisement