Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT mengaku tidak bisa bekerja sendirian dalam wacana pengembalian WNI eks ISIS dari Suriah ke Tanah Air.
"Kami BNPT tidak bisa bekerja sendiri. Kita gandeng juga Muhammadiyah, NU, ormas-ormas, termasuk psikolog (untuk deradikalisasi). Tak bisa kami kalau tanpa kementerian terkait dan masyarakat pada umumnya," ucap Kepala BNPT Suhardi Alius di Gedung BUMN, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Advertisement
Untuk memulangkan para WNI eks ISIS, menurut Alius mesti dipersiapkan program deradikalisasi yang melibatkan para ulama. Sebagai langkah awal perlu diklarifikasi tingkatan radikalitas masing-masing WNI.
"Dan beda-beda, kita klasterkan apakah masuk hardcore inti, apakah militan, apakah masuk suporter ataukah simpatisan. Ini beda-beda, ulamanya juga beda-beda kita kirim," jelas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masih Minta Tanggapan Berbagai Pihak
Suhardi menegaskan BNPT saat ini masih mengkaji wacana pengembalian WNI eks ISIS tersebut. Pihaknya masih mendengarkan berbagai pandangan dari kementerian.
"Kami masih minta tanggapan dari masing-masing kementerian, dari Kemenkumham, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Sosial (Kemensos) dan sebagainya. Nanti dirumuskan, setelah itu Pak Menkopolhukam yang mengambil keputusan. Baru kita laporkan kepada Wapres dan Pak Presiden gitu. Jadi jangan bingung, kasian masyarakat," jelas dia.
Advertisement