Demi Terkenal, Pria Ini Buat Prank Mengaku Terinfeksi Virus Corona di Pesawat

Pria bernama Potok Philippe memutuskan untuk membuat prank saat perjalanan udara dengan menyatakan bahwa dirinya terinfeksi Virus Corona.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 07 Feb 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi suasana dalam pesawat. (dok. StockSnap/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Demi bisa terkenal dan populer di media sosial, ada saja individu yang melakukan hal nyeleneh, nekat bahkan gila. Seperti yang dilakukan seorang musisi asal Kanada ini.

Berawal dari keisengannya, pria bernama Potok Philippe memutuskan untuk membuat prank saat perjalanan udara dengan menyatakan bahwa dirinya terinfeksi Virus Corona.

Melansir World of Buzz, Jumat (7/2/2020), pesawat dengan rute Toronto, Kanada ke Jamaika, yang dia tumpangi semula berada di jalur yang benar, sampai Philippe yang mengenakan hoodie merah muda, masker wajah dan sarung tangan memutuskan beranjak dari kursinya sambil menyatakan bahwa dirinya terinfeksi Virus Corona.

"Bisakah saya mendapatkan perhatian semua orang. Saya baru saja kembali dari provinsi Hunan, ibu kota di mana coronavirus muncul. Saya merasa tidak enak badan. Terima kasih," ucap Philippe.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Philippe Diamankan Pihak Berwajib

(worldofbuzz.com)

Pernyataannya tersebut membuat pesawat terpaksa berbalik kembali ke Toronto, setelah Jamaika dan Amerika Serikat menolak untuk mengizinkan pesawat mendarat di sana. Setelah itu, Philippe mengakui bahwa itu adalah lelucon sederhana yang ia harapkan akan populer di Instagram.

Atas ulahnya tersebut, Philippe dikawal turun dari pesawat, ditangkap dan didakwa dengan kerusuhan setelah pesawat WestJet dipaksa untuk kembali. Penerbangan lain juga dibatalkan karena lelucon yang merugikan banyak pihak tersebut. 


Minta Maaf

Aksi tersebut dilakukannya hanya untuk melihat reaksi para penumpang yang mengetahui bahwa dirinya terinfeksi virus mematikan tersebut. Dia pun meminta maaf atas leluconnya yang membuat banyak pihak dirugikan.

"Saya sangat-sangat menyesal atas ketidaktahuan saya dan tidak memahami bahwa ini adalah epidemi, bahwa orang mendengar kata itu menganggapnya ancaman. Saya pikir itu akan memicu reaksi. Saya tidak berpikir apa yang saya lakukan akan dianggap ilegal atau menjamin jenis respons itu. Kalau dipikir-pikir, itu mungkin bukan hal terbaik untuk dilakukan," kata Philippe.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya