Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Check Point Research mempublikasikan laporan Brand Phishing Report untuk kuartal IV 2019. Isi laporan menitikberatkan pada sejumlah brand yang paling banyak dicatut oleh penjahat untuk menipu pengguna dengan metode phishing. Metode ini dipakai untuk mencuri data-data personal pengguna termasuk informasi finansial.
Dalam serangan phishing, penjahat mencoba meniru situs web resmi dari sebuah merek atau produk terkenal menggunakan nama domain atau URL dan desain web yang mirip dengan situs aslinya.
Kemudian, si penipu membagikan tautan phishing itu ke individu yang ditargetkan dengan menggunakan email atau aplikasi pesan. Jika si pengguna mengklik tautan palsu itu, semua informasi pribadi mereka pun bisa dicuri oleh si penipu.
Baca Juga
Advertisement
Director Threat Intelligence and Research Check Point Software Technologies Maya Horowitz mengatakan, penjahat siber menggunakan berbagai metode serangan untuk menipu korban.
"Upaya-upaya ini dilakukan penipu untuk mendapatkan data pribadi dan kredensial login atau mentransfer uang. Meski biasanya memakai email spam, kami juga melihat penipu mempelajari korban selama berminggu-minggu dan menargetkan rekan-rekan korban untuk menipu uang mereka," kata Maya.
Dia bahkan menyebut, sepanjang dua tahun terakhir, insiden phishing pun meningkat seiring penggunaan layanan email berbasis cloud.
"Layanan emal berbasis cloud mempermudah penipu menyamarkan diri seolah pihak yang dipercaya. Phishing bakal lebih banyak terjadi pada 2020," katanya.
Facebook Paling Sering Dicatut
Nah, berikut adalah 10 merek ternama yang paling sering dicatut untuk menebar tautan phishing:
1. Facebook
Facebook adalah merek paling banyak dicatut dalam serangan phishing. Total 18 persen percobaan phishing di seluruh dunia menggunakan merek Facebook.
2. Yahoo
Tak disangka, Yahoo menjadi merek kedua terbanyak dicatut oleh penipu. Total 10 persen percobaan phishing di seluruh dunia memakai merek Facebook.
3. Netflix
Netflix terbilang sering dicatut oleh penipu untuk mengambil data pengguna dengan metode phishing. Total 5 persen percobaan phishing memakai merek Netflix.
Advertisement
Microsoft Sampai Spotify juga Dicatut
4. PayPal
Layanan pembayaran PayPal juga cukup banyak dicatut untuk phishing. Total 5 persen percobaan phishing berpura-pura memakai merek PayPal.
5. Microsoft
Microsoft menempati urutan ke-5 sebagai merek yang paling banyak dicatut untuk phishing (3 persen).
6. Spotify
Layanan streaming musik Spotify juga cukup sering dicatut namanya untuk percobaan phishing dengan total 3 persen.
Apple Ikut Dicatut
7. Apple
Apple juga banyak dicatut namanya oleh penipu untuk percobaan phishing dengan total 2 persen.
8. Google
Perusahaan internet Google banyak dicatut namanya untuk phishing. Total, 2 persen percobaan phishing memakai nama Google.
9. Chase
2 persen percobaan phishing oleh penipu ternyata menggunakan merek Chase.
10. Ray-Ban
Ray-Ban cukup banyak dicatut untuk percobaan phishing (2 persen).
(Tin/Why)
Advertisement