Liputan6.com, Jakarta - Wabah virus corona di China membuat industri pariwisata Indonesia lesu. Sektor pariwisata kehilangan potensi pendapatan hingga USD 2,8 miliar atau setara Rp 38,2 triliun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Whisnutama mengatakan jumlah tersebut berasal dari 2 juta turis China yang datang ke Indonesia. Rata-rata mereka membelanjakan uangnya di Indonesia hingga USD 1.400 atau Rp 19 juta.
"Hitungannya 2 juta wisatawan per visit mereka spen USD 1.400," kata Whisnutama di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (7/2).
Selain kehilangan potensi pendapatan, sektor pariwisata Indonesia berpotensi mengalami penurunan turis dari negara lainnya. Whisnutama memperkirakan akan terjadi penurunan kunjungan tahun ini karena calon wisatawan khawatir untuk bepergian.
Baca Juga
Advertisement
Ini bisa terlihat dari masa reservasi (booking period). Biasanya turis asing memesan tiket dan akomodasi lainnya di bulan Februari, Maret dan April. Namun memasuki bulan Februari, belum juga ditemukan obat untuk virus corona.
Hal ini bisa jadi pemicu orang enggan melakukan pemesanan liburan ke Indonesia.
"Pada saat booking periode ini terjadi virus corona kan jadi agak ragu orang, jadi takut," kata Whisnutama.
Booking period di bulan Februari, Maret dan April biasanya digunakan untuk berlibur di musim panas, sekitar bulan Juni, Juli dan Agustus. Sehingga meski virus teratasi dalam 3 bulan, dampaknya akan terasa hingga pertengahan tahun.
"Walaupun virus corona cuma selesai di tiga bulan ini, dampaknya di Juni-Juli-Agustus," kata Whisnutama.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Beberkan Upaya Pemerintah Hadapi Virus Corona
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah tegas dalam upaya menghadapi penyebaran virus Corona.
Salah satu langkah yang diambil pemerintah sebut dia, yakni menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok.
"Juga pelarangan sementara impor dari Tiongkok. Kita juga mengatur ulang pemberian visa," tegas dia, dalam acara Pelantikan Pengurus DPP PBB, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui, kebijakan tegas yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona memang memiliki konsekuensi pada perekonomian.
"Memang konsekuensinya tidak kecil," ujar dia.
Kendati demikian, dia menegaskan langkah-langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk melindungi kepentingan nasional dari adanya virus Corona. "Kepentingan nasional adalah tetap yang nomor satu," tegas Jokowi.
Advertisement
Kunjungan Turis Turun
Salah satu dampak yang muncul adalah turunnya jumlah kunjungan turis asing asal Tiongkok. Tiongkok diketahui merupakan salah satu negara penyumbang turis dalam jumlah besar ke Indonesia.
"Masih beruntung Alhamdulillah kita tidak bergantung pada turis dari satu, dua, tiga negara. Turis kita berasal dari hampir semua daerah," ungkapnya.
"Dari sisi ekonomi tekanan itu sangat terasa sekarang ini. Ekspor menurun, turis menurun. Moga-moga tidak berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang kita miliki," imbuhnya.
Jokowi pun bersyukur, sebab hingga saat ini belum ada warga Indonesia yang tinggal di dalam negeri terjangkit virus Corona.
"Alhamdulillah sampai saat ini saya belum dapat laporan bahwa warga kita yang berada di tanah air ini ada yang terjangkit virus Corona. Ada satu, tapi ada di Singapura," tandas Jokowi.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka