Kabar Gembira, Kader Posyandu di Surabaya Dapat Uang Transportasi Rp 30 Ribu

Jumlah Posyandu di Surabaya mencapai 2.800 titik dengan jumlah kadernya sebanyak 22.400 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2020, 04:00 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya memberikan uang pengganti transportasi senilai Rp 30 ribu per bulan kepada puluhan ribu kader Posyandu di Surabaya, Jawa Timur. Uang ini di luar honor.

"Ini pengganti uang transpor bukan honor. Kami memberikan uang transportasi senilai Rp30 ribu per bulan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita di Surabaya, Jumat, 7 Februari 2020, seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, terhitung sampai detik ini, jumlah Posyandu di Surabaya mencapai 2.800 titik dengan jumlah kadernya sebanyak 22.400 orang. Sementara itu, setiap Posyandu terdiri dari delapan orang kader.

"Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan sekali. Jadi transpornya memang sesuai kegiatan sekali saja," kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita.

Feny menuturkan, selain pengganti uang transpor, Dinkes juga memberikan BPJS PBI bagi para kader senilai Rp42 ribu. Bahkan, lanjut dia, BPJS PBI itu tidak hanya berlaku untuk kader itu sendiri, tapi berlaku pula untuk satu anggota keluarga yang tergabung dalam Kartu Keluarga (KK).

"Kemudian dikalikan keluarga kader yang ada di KK. Misalnya satu KK terdiri dari lima anggota keluarga. Maka, berlaku juga untuk lima anggota keluarga. Jadi Rp30 ribu ditambah Rp210 ribu untuk kader dan keluarganya," kata dia.

Selama Posyandu berlangsung, kata Feny, ada beberapa kegiatan yang dilakukan mulai dari penimbangan balita, penyuluhan, pemberian vitamin, pencatatan dan pelaporan bahkan kunjungan jika terdapat balita yang tidak hadir ke Posyandu.

"Terakhir melakukan kegiatan emo demo," katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, untuk para pendamping ibu hamil, Pemkot Surabaya juga memberikan uang transpor Rp182.850 dalam setiap pertemuan. Jumlah total pendampingan ibu hamil di Surabaya sebanyak 344 kader. Dalam sebulan, kegiatan pendampingan dilaksanakan sebanyak tiga kali. "Jadi Rp 182.850 dikali 3 hari sama dengan Rp 515.637 per bulan sudah dipotong pajak," ujar dia.

Dia menuturkan, semua itu dilakukan Pemkot Surabaya karena para kader sudah membantu dan berkontribusi kepada pemkot, khususnya program bidang kesehatan. "Fasilitas yang mereka dapatkan itu, karena mereka berkontribusi dan membantu kami di bidang kesehatan," kata Febria.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kata Kader

Seorang ibu menunjukkan makanan tambahan yang didapat usai mengikuti pemeriksaan rutin kesehatan bayi di Posyandu Ria Balita, Cipinang, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Presiden Joko Widodo fokus pada kesehatan ibu hamil dan anak. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Salah seorang kader Posyandu, Laili Nur Widya mengatakan, ia bersama para kader Posyandu lainnya secara ikhlas melakukan kegiatan posyandu balita dan lansia. Ia mengaku, segala macam kegiatan sosial tidak melihat jumlah pendapatan yang diperoleh.

"Buat kami berapapun itu tidak jadi masalah asal kegiatan posyandu tetap dilaksanakan. Otak dan pikiran kami hanya ingin berkegiatan sosial mencari KMS (Kartu Masuk Surga)," kata Wiwid sapaan akrab Laili Nur Widya.

Perempuan asal Jalan Pengampon, Kelurahan Bongkahan, Kecamatan Pabean Cantikan Surabaya ini menyatakan, selama dapat membantu orang lain dalam memberikan edukasi terkait kesehatan dan perilaku hidup bersih, itulah tujuan utama para kader Posyandu.

"Jujur ya, kami para kader itu secara ikhlas melakukan kegiatan posyandu balita dan lansia. Apalagi ada beberapa kader yang merangkap menjadi kader posyandu balita dan lansia," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya