Pesawat Komersial Cham Wings Airlines Nyaris Tertembak Rudal Suriah

Cham Wings Airbus A320 terbang dari Najaf, Irak ke Damaskus Suriah jadi sasaran rudal. Siapa pelakunya?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Feb 2020, 10:42 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Damaskus - Pasukan Suriah hampir menembak jatuh sebuah pesawat yang berusaha mendarat di Damaskus, setelah serangan udara Israel yang membingungkan pada Kamis 6 Februari 2020 pagi waktu setempat.

Pejabat Rusia pada Jumat 7 Februari mengkonfirmasi Cham Wings Airbus A320 terbang dari Najaf, Irak ke Damaskus mengalihkan jalurnya untuk mendarat di pangkalan udara militer Rusia dekat Latakia, Suriah. Langkah itu dilakukan guna menghindari rudal anti-pesawat yang ditembakkan oleh pertahanan udara Suriah.

Pertahanan udara berada dalam siaga tinggi setelah jet tempur Israel pada hari Kamis menembakkan rudal ke Damaskus.

Pesawat komersial yang membawa 172 penumpang, menurut The Guardian yang dikutip Sabtu (8/2/2020), mendarat dengan selamat. Tidak ada yang terluka.

Insiden itu memperbaharui kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas di wilayah tersebut dapat membahayakan keselamatan perjalanan udara, di daerah yang semakin padat dan militer di mana insiden semacam itu semakin sering terjadi.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:


Insiden Serupa

Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Bulan lalu, unit pertahanan udara Iran yang khawatir terhadap serangan udara AS, secara tidak sengaja menghancurkan pesawat Ukraina yang menewaskan 176 orang.

Pada tahun 2018, pertahanan udara Suriah menghancurkan sebuah pesawat pengintai Rusia di lepas pantai Suriah, juga dalam tanggapan panik terhadap serangan udara Israel terhadap sasaran di Suriah.

Rusia mengoordinasikan operasi di Suriah dari Pangkalan Udara Hmeimim, sebuah fasilitas utama di pantai Mediterania, tempat penerbangan Cham Wings berlindung dari tembakan rudal, mengutip layanan berita Interfax Rusia dari pernyataan para pejabat Rusia.

Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap sasaran di Suriah yang biasanya terkait dengan operasi Iran atau Hizbullah, karena keduanya telah mengerahkan pasukan yang cukup besar ke Suriah -- untuk mendukung upaya Presiden Suriah Bashar al Assad untuk memadamkan pemberontakan selama hampir sepuluh tahun terhadap kekuasaannya.

Setelah insiden 2018, para pejabat militer Rusia mengatakan bahwa para penasihat Rusia akan mengambil kendali dari jangkauan paling lama dan sistem rudal yang paling akurat, S-300, yang mereka berikan kepada pemerintah Suriah.

Kendati demikian tak jelas pasukan siapa yang mengoperasikan sistem peluncur untuk menembak rudal ke Damaskus pada Kamis pagi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya