Liputan6.com, Jakarta Kabar menyebarnya virus Corona sejak pertengahan Januari 2020 lalu hingga kini masih hangat diperbincangkan. Tak hanya menjadi masalah yang dihadapi Kota Wuhan, Tiongkok, namun juga banyak negara lain.
Meski kabarnya mulai muncul sejak Desember 2018, penyebaran Corona mulai menajdi berbahaya hingga negara sekitar Tiongkok sejak pertengahan Januari 2020. AKibat ancaman virus Corona, pihak pemerintah mengisolasi kota Wuhan yang merupakan ibukota Provinsi Hubei tersebut. Diduga hingga kini terhitung 636 orang meninggal dunia, 31.528 orang terinfeksi dan 1.764 dinyatakan sembuh setelah sempat terinfeksi.
Baca Juga
Advertisement
Bahaya virus Corona ini ternyata sudah diketahui oleh seorang dokter bernama Li Wenliang. Dirinya merupakan dokter yang pertama kali memberikan peringatan soal virus Corona.
Tepat pada Kamis (6/2/2020) lalu, dokter Li Wenliang meninggal dunia di usia 34 tahun akibat tertular virus Corona. Meninggalnya sang dokter membuat warga Tiongkok bereaksi. Pasalnya sejumlah kejanggalan diaggap menimpa Li Wenliang saat akan memberitahu masyarakat luas soal bahaya virus Corona. Masyarakat Tiongkok pun meminta hak mereka berpendapat tak dikendilaikan oleh pemerintah.
Berikut ini 5 fakta sosok dokter Li Wenliang yang dirangkum oleh Liputan6.com, Sabtu (8/2/2020) dari berbagai sumber.
1. Dokter yang Pertama Kali Peringatkan Bahaya Corona
Kabar duka dari dunia kesehatan baru saja menghebohkan Tiongkok. Lin Wenliang meninggal dunia akibat tertular virus Corona. Dirinya menjadi perbincangan lanatara Li Wenliang merupakan dokter yang pertama kali peringatkan virus Corona.
Dirinya menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (6/2/2020). Meninggal di usia 34 tahun, Li adalah dokter yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Tiongkok.
Pada Desember 2019 lalu, dokter Li Wenliang melihat hasil tes dari tujuh pasien dari pasar lokal yang telah didiagnosis dengan penyakit yang tidak diketahui. Tetapi penyakit ini sangat mirip dengan SARS.
Sebelumnya SARS juga sempat menggegerkan Tiongkok dengan menewaskan 772 orang di daratan Asia pada 2003 silam.
Advertisement
2. Menghimbau Keluarga dan Orang Terdekat
Pada akhir Desember 2019, Li mengirimkan sejumlah pesan di grup alumni sekolah kedokterannya. Ia memberikan imbauan agar mereka segera memberitahu keluarga terdekat masing-masing.
Namun seseroang menyebarkan isi pesan tersebut di media soisal. Nama Li Wenliang langsung viral lantaran namanya tak disensor.
"Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman universtas saya agar mereka berhati-hati," ujar Li sebelum meninggal.
3. Sempat Dibungkam Polisi dan Otoritas Kesehatan
Mengutarakan pendapatnya soal penemuan virus baru, Li kabarnya dibungkam oleh beberapa pihak. Ia awalnya memperingatkan orang-orang disekitarnya melalui pesan pribadi. Namun pihak kepolisian memintanya untuk diam.
Li merupakan salah satu petugas medis yang menjadi sasaran kepolisian lantaran berusaha mengungkap virus mematikan tersebut di awal-awal minggu sebelum terjadinya wabah. Li bahkan dituduh menyebarkan isu tak mendasar.
Tak hanya menajdi sasaran polisi, Li juga dipanggil oleh petugas rumah sakit. Hal tersebut diketahui karena Li mengunggah sejumlah unggahan di media sosial dan langsung viral. Hanya butuh beberapa jam Li dipanggil dan diminta untuk menjelaskan pendapatnya soal kasus-kasus wabah tersebut.
Selanjutnya ia dipanggil kepolisian setempat. Dirinya diminta untuk berhenti menebar isu-isu yang dapat mengganggu ketertiban sosial. Li dipaksa menandatangani pernyataan mengakui pelanggaran ringan dan berjanji tidak melanggar hukum.
Advertisement
4. Tertular Virus Corona
Prediksi dokter Li ternyata benar. Dengan cepat wabah ini menjadi ancaman di Wuhan dan negara sekitar. Ribuan orang terinfeksi dan ratusan meninggal dunia. Dikhawatirkan menyebar hingga keluar Kota Wuhan, pemerintah pun mengisolasi dan mengarantina massal warga Wuhan hingga kini.
Situasi menjadi tak terkendali, Li dan beberapa rekan medis terus merawat pasien yang berdatangan. Li pun tak luput untuk turun langsung merawat pasien yang terinfeksi Corona.
Dua hari merawat sejumlah pasien, Li merasakan batuk dan kemudian harus dirawat di rumah sakit tersebut. Kondisinya semakin memburuk, ia didagnosis tertular Corona pda 1 Februari 2020. Meski demikian, ia berharap dapat sembuh dan kembali merawat pasiennya.
"Ketika virus korona terus menyebar, saya tidak ingin pergi. Saya akan bekerja di garis depan ketika saya pulih," ucap Li, dikutip dari Merdeka.
5. Meninggal Dunia
Dokter Li menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 6 Februari 2020. Berita tersebut diumumkan langsung oleh Rumah Sakit Pusat Wuhan dalam akun weibo resminya.
"Dalam perang melawan epidemi pneumonia dari infeksi coronavirus baru, sayangnya dokter mata rumah sakit kami Li Wenliang terinfeksi. Dia meninggal setelah semua upaya yang kami lakukan untuk menyadarkannya. Kami sangat berduka atas kematiannya, dikutip dari Vice.com.
Kematian sang dokter mengundang simpati masyarakat Tiongkok, tetapi warga juga murka pada pemerintah Tiongkok karena diduga ada penyensoran. Alhasil, Li Wenliang justru harus "meninggal dua kali".
Global Times menyebut jantung Li berhenti berdetak pada Kamis pukul 21.30 dan pihak rumah sakit masih berupaya menyelematkannya. Kemudian media Tiongkok kembali mengabarkan kematian Li pada Jumat pagi pukul 02.58 waktu setempat. Netizen pun sudah terlanjur marah di media sosial karena dugaan ada penyensoran.
Ada yang menuding pemerintah Tiongkok berusaha menunda pengumuman kematian Li Wenliang yakni ketika masyarakat sudah tidur.
Advertisement