Liputan6.com, Jakarta - Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pernah mencapai target sepanjang 5 tahun terakhir. Bahkan, pada tahun 2019 meleset dari yang dipatok APBN 2019 sebesar 5,3. alam, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Hal ini, membuat publik mempertanyakan janji Presiden Jokowi.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Addian membantah hal tersebut, saat di konfirmasi Merdeka.com, di ruang pertemuan Hotel Ibis, Jakarta, Sabtu (8/2).
"Ya jadi gini, karena janji itu adalah sesuatu yang merupakan hal harus ditepati, misalkan kita janji mengembalikan uang tapi tidak ditepati, itu melanggar janji. Tapi kalau menetapkan target kan bisa saja mundur atau maju, jadi target itu adalah perkiraan berdasarkan asumsi-asumsi," paparnya.
Baca Juga
Advertisement
Ia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 5,02 persen, sesuai dengan rilis Badan Pusat Statistik (BPS). Di anggap cukup memuaskan. Sebab, mendekati target yang dipatok dalam APBN 2019.
"Persoalaanya adalah antara capaian dan target itu besar atau tidak, kalau capaianya 5,02 persen. Itu masih lumayan lah, kita masih mendekati target. Sekali lagi target itu bukan janji," cetusnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alasan Tak Capai Target
Donny mengungkapkan faktor global menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, sehingga menimbulkan perlambatan ekonomi. Sekarang, ada Corona virus, akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia, karena Tiongkok pasar besar bagi kita," ungkapnya.
Ia meminta masyarakat untuk melihat secara komprehensif, tidak hanya menyoroti permasalahan terkait rendahnya angka pertumbuhan ekonomi.
"Meskipun dibawah target, tapi indikator lain angka kemiskinan turun, pengangguran sekarnag hanya sekitar 7 juta, Indeks korupsi kita membaik. Itu masih okelah dalam situasi yang tidak serba pasti" tuturnya.
Advertisement