6 Ibu Kota Provinsi di Jawa Cetak Inflasi, Surabaya Termasuk Tertinggi

Delapan kota di Jawa Timur masuk indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi pada Januari 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2020, 12:45 WIB
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi Januari 2020 sebesar 0,50 persen. Dengan demikian inflasi Januari 2019-Januari 2020 sebesar 2,02 persen.

Mengutip data BPS Jawa Timur, Minggu (9/2/2020), delapan kota di Jawa Timur masuk indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi pada Januari 2020. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,84 persen dan terendah di Madiun sebesar 0,35 persen. Sedangkan di Surabaya tercatat 0,52 persen.

Di Surabaya, Jawa Timur, penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2020 antara lain tukang bukan mandor sebesar 0,12 persen, cabai rawit sebesar 0,08 persen, kontrak rumah sebesar 0,07 persen, cabai merah 0,07, mobil sebesar 0,03 persen.

Kemudian ikan mujair sebesar 0,02 persen, sewa rumah sebesar 0,02 persen, emas perhiasan sebesar 0,02 persen, bawang putih sebesar 0,02 persen dan rokok putih sebesar 0,01 persen.

Sedangkan penyumbang deflasi di Surabaya antara lain angkutan udara -0,09 persen, bensin sebesar 0,07 persen, daging ayam ras sebesar 0,03 persen, telur ayam ras sebesar 0,02 persen dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen.

Sedangkan semangka sebesar 0,01 persen, apel sebesar 0,007 persen, bumbu masak jadi sebesar 0,006 persen, salak sebesar 0,005 persen dan solar sebesar 0,004 persen.

Bila dibandingkan inflasi di enam ibu kota provinsi di Jawa, inflasi Surabaya termasuk tinggi pada Januari 2020. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,63 persen, Surabaya sebesar 0,52 persen, Bandung sebesar 0,38 persen, Yogyakarta sebesar 0,27 persen, DKI Jakarta sebesar 0,25 persen dan Semarang sebesar 0,06 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


8 Kota di Jatim Alami Inflasi pada Januari 2020

Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, kenaikan harga komoditas cabai rawit mendorong peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur sehingga mengalami inflasi sebesar 0,50 persen pada Januari 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Nardiwan menuturkan, naiknya beberapa komoditas juga mendorong peningkatan IHK dari 103,20 pada Desember 2019 menjadi 103,72 pada Januari 2020.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2020, di antaranya cabai rawit, tukang bukan mandor, cabai merah, kontrak rumah, mobil, bawang putih, ikan mujair, sewa rumah, dompet dan rokok kretek," kata Dadang dalam keterangan persnya, seperti dikutip dari Antara, Senin, 3 Februari 2020.

Ia mengatakan, dari seluruh kelompok komoditas yang dipantau, sebagian besar mengalami inflasi, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi terbesar sebesar 1,57 persen, atau memberikan andil 0,36 persen.

Kedua kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar 1,03 persen dan memberikan andil sebesar 0,36 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga alami inflasi sebesar 0,15 persen dan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Kelompok kesehatan alami inflasi sebesar 0,50 persen dan memberikan andil sebesar 0,02 persen. Sedangkan kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen dan memberikan andil sebesar 0,0006 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dan memberikan andil 0,01 persen.

Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya alami inflasi sebesar sebesar 0,76 persen dan memberikan andil sebesar 0,05 persen.

Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, transportasi sebesar 0,93 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, dan rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya