Liputan6.com, Jakarta - Benua Antarktika mencatat rekor suhu tertinggi baru hingga lebih dari 18 derajat Celsius. Hal itu berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
"Menurut WMO, data rekor suhu di bagian utara benua itu akan dianggap tidak biasa, bahkan di saat bulan-bulan musim panas yang bersuhu lebih hangat," ungkap Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, seperti dilansir Xinhua, Senin (10/2/2020).
Advertisement
Dia mengatakan, para pakar di WMO akan memeriksa apakah suhu ekstrem tersebut merupakan rekor baru untuk benua Antarktika, dengan Semenanjung Antarktika menjadi salah watu kawasan yang menghangat paling cepat di planet ini, yakni hampir 3 derajat Celsius selama 50 tahun terakhir.
Menurut badan cuaca PBB tersebut, para pakar rencananya akan mengevaluasi kondisi meteorologis seputar peristiwa ini, terutama apakah hal ini berkaitan dengan fenomena cuaca yang dikenal sebagai "foehn". Menjadi ciri umum kondisi kehidupan di kawasan Alpin, fenomena foehn melibatkan angin kuat di daerah ketinggian dan kenaikan suhu secara cepat saat udara bergerak menuruni lereng atau puncak, yang didorong oleh perbedaan tekanan udara secara signifikan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Risiko Pelelehan Es
Saat berbicara di Jenewa, Juru Bicara WMO Clare Nullis mengatakan bahwa Antarktika termasuk di antara kawasan-kawasan yang mengalami peningkatan suhu paling cepat di Bumi.
Bahkan, jumlah es yang mencair setiap tahunnya dari lembaran es Antarktika "meningkat setidaknya enam kali lipat pada periode antara 1979 hingga 2017."
Dalam sebuah laporan pada September lalu dari Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC), para peneliti memperingatkan bahwa ratusan juta orang menghadapi risiko dari pelelehan es di kawasan kutub Bumi, yang terkait dengan kenaikan tingkat permukaan air laut.
Advertisement