Liputan6.com, Palu - Pihak BKSDA Sulteng memutuskan menghentikan sementara operasi penyelamatan buaya berkalung ban hingga tim mendapat momentum yang tepat.
Ketua Satgas Operasi Penyelamatan Buaya Berkalung Ban (B3), Haruna mengungkapkan, sulitnya mendeteksi keberadaan si buaya berkalung ban serta tim yang harus kembali memantapkan strategi menjadi alasan penghentian sementara tersebut.
"Hari ini kami putuskan operasi dihentikan sementara, tapi pemantauan keberadaan buayanya tetap kami lakukan," terang Haruna di tepi Muara Sungai Palu, Sabtu (8/2/2020).
Baca Juga
Advertisement
Mengenai strategi, Haruna mengungkapkan, pukat dan harpun tetap digunakan untuk menangkap buaya berkalung ban ini.
Selain itu opsi pelibatan beberapa warga lokal yang punya keahlian menangkap buaya diakui Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sulteng itu juga tengah dipertimbangkan setelah kegagalan operasi sejauh ini.
"Ada opsi pelibatan warga yang mungkin kami ambil agar operasi ini lebih maksimal," tambah dia.
Lebih jauh pihak BKSDA Sulteng memastikan operasi penyelamatan buaya berkalung ban, tidak akan menggunakan tembakan bius. Sebab akan berbahaya bagi si hewan yang sering berada di air itu.
"Sekali lagi, kami menegaskan dalam operasi ini, tidak akan menggunakan tembakan bius. Itu terlarang untuk hewan seperti ini. Kami tetap optimis bisa menyelamatkan hewan dilindungi itu," tegas Haruna.
Operasi gabungan sendiri dihentikan sementara setelah upaya menangkap buaya sepanjang hampir 5 meter itu selalu gagal.
Di sisi lain ombak dan angin kencang di muara yang juga kerap jadi titik kemunculan buaya berkalung ban menghambat upaya petugas. Bahkan menggunakan pukat pun si buaya tetap bisa meloloskan diri.